Rekan Kompasianer Fatmi Sunarya itu lucu. Dimintanya saya mengajarinya menulis artikel humor. Padahal dia tahu saya bukan guru humor. Manalah bisa mengajar? Â
Inkonsistensi dalam permintaannya itu sudah lelucon tersendiri sebenarnya. Lalu untuk apa pula dia minta diajari menulis humor? Itu namanya mencobai orang lemah.
Bicara tentang inkonsistensi, soal itu memang salah satu sumber humor yang tiada habisnya. Cobalah lihat tubuh kita. Â Banyak inkonsistensinya dengan sifat kita, bukan?
Saya beri satu contoh saja.  Manusia itu sifatnya ingin tahu. Karena itu suka mengintip. Tapi mengintip  itu perlu perjuangan karena mata ada di kepala. Mengapa Tuhan tak menempatkan  mata di ujung telunjuk saja? Sehingga lebih mudah mengarahkannya ke bawah rok atau ke dalam tas ibu-ibu?
Tentu saja itu pertanyaan lugu, lucu tapi dungu. Â Coba dipikirlah, jika mata di ujung telunjuk, maka bagaimana jadinya bila kita mencolek sambal terasi? Â Atau jika kita cebok di kamar mandi?
Nah, lihatlah, Â saya jadi ngawur, kan? Apa jadinya jika orang ngawur diminta mengajar penulisan humor? Â Hasilnya pasti horor.
Harusnya bukan saya, tapi Pak Guru Jati Kumoro yang diminta mengajar humor. Pak Jati ini Kompasianer senior spesialis humor "lumpang dan alu" yang legendaris. Â Tapi yang legendaris itu bukan humornya, melainkan centang hijaunya yang gak ada matinye.
Tapi baiklah. Karena sudah ditanyakan, Â maka saya akan beritahu cara menulis humor. Â Untuk itu, silahkan baca sejumlah artikel lama saya di Kompasiana. Â Tolong cari sendiri artikelnya karena saya sudah lupa judul dan tanggal terbitnya.
Tambahan, sebagai bonus, saya akan berikan pula satu tip cespleng menulis humor. Â Ini tip rahasia yang bahkan Pak Tjiptadinata, Tetua Humor Kompasiana itu pun tidak tahu. Â
Begini tipnya. Â Tulislah sesuatu hal yang dianggap humor atau setidaknya lucu. Â Selama menulis, pastikan tidak tertawa sendiri. Itu pantangan. Â Kalau sampai tertawa, apa lagi berkepanjangan, hentikanlah menulis lalu pergi konsultasi ke psikiater. Â
Setelah artikel selesai, terbitkanlah di Kanal "Hiburan" Kompasiana. Â Pastikan memilih label "Humor" untuk artikel itu. Nah, selesai sudah penulisan dan penerbitan artikel humor. Gampang, bukan?
Jika kemudian artikel humor itu tidak berhasil bikin pembaca tergelak, tapi malah bikin mules perut karena terteror, maka jangan salahkan saya. Sudah tahu ini artikel humor, kok, Â ya percaya pada tip yang saya berikan.
Sebenarnya, siapa sih  yang  kenthir di mari?(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H