Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Mengapa Menulis Artikel Humor di Kompasiana?

1 Juli 2020   13:40 Diperbarui: 1 Juli 2020   15:08 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rindu tertawa lepas bersama Jokowi (Foto: tempo.co/Antara/Oky Lukmansyah)

Kamu pikir apa yang paling diperlukan bangsa ini sekarang? Tertawa. Itu kebutuhan paling mendesak kini. 

Tertawa yang sehat, maksudku. Bukan tertawa getir, kecut, sambil tepok jidat atau mengelus dada (sendiri). Bukan juga menertawakan orang lain. Karena kedunguannya atau kesialannya.

Apakah kamu pikir lucu Saudara Nasir, anggota DPR-RI dari Partai Demokrat, itu mencak-mencak kepada Dirut BUMN Inalum? Tidak. Itu bikin sedih. Karena kualitas anggota DPR ternyata serendah itu.

Atau apakah kamu pikir enak menonton Pak Jokowi memarahi para menterinya? Tidak. Itu cuma menambah kesedihan di masa krisis sekarang ini. Sedih karena presiden dan menteri ternyata tidak satu perasaan. Berarti Kabinet Jokowi sekarang ini menderita kemiskinan sosial, tepatnya miskin empati sosial.

Juga, apakah kamu pikir nyaman menonton PA 212 demo menentang RUU-HIP sambil bakar bendera PDIP di depan gedung DPR Senayan Jakarta? Tidak. Itu justru menambah ketakutan dan kecemasan akan timbulnya klaster baru penularan Covid-19.

Tambahan lagi, apakah kamu pikir bisa tenang mendengar siaran pers Pak Yurianto mengumumkan peningkatan jumlah positif Covid-19?  Tidak. Itu semakin menambah ketidak-pastian. Kapan bencana ini akan berujung?

Oleh sebab itu semua, tertawa sehat menjadi sebuah kemewahan sekarang ini. Tidak hanya bagi rakyat, tapi juga bagi pemerintah. Coba perhatikan, apakah Pak Jokowi pernah tertawa lepas akhir-akhir ini?

Kalau presidennya cemberut dan bermuka tegang marah terus, bagaimana rakyat bisa tertawa? Yang ada mukanya ikut tegang dan cemberut juga. Apalagi warga pengguna aplikasi PeduliLindungi yang ke manapun melangkah selalu mendapat notifikasi "Anda berada di zona merah."

Kita sekarang sebenarnya memerlukan seorang The Smiling President untuk membuat rakyat sedikit nyaman di masa sulit. Dengan syarat jangan lagi ada The 'Cengengesan' Minister.

Tapi sepertinya sulit berharap demikian. Sebab sekali Pak Jokowi nanti tersenyum, atau tertawa, nanti bakal ada orang (yang mengklaim diri oposan) bilang, "Lihat, presiden tertawa di atas penderitaan rakyat. Makzulkan dia!"

Jadi itulah alasan saya, Felix Tani, warga biasa, memutuskan untuk menulis humor saja di Kompasiana. Saya pikir kalau presiden dan para menteri tidak sempat mengajak rakyatnya tertawa, karena terlalu sibuk mengurus bangsa dan negara, ya sudahlah, antar sesama warga saja saling hibur. Dengan cara yang sehat, tentu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun