Ini pertanyaan untuk lelaki Generasi Jones (kelahiran 1955-1965) dan Generasi X (kelahiran 1966-1976). (Generasi Baby Boomers, kelahiran 1946-1954, boleh ikutan). Sebagian besar dari generasi ini pasti masih hidup sehat sampai hari ini. Â Kalau ada yang sakit-sakitan, itu pasti karena gaya hidup dan pola makan yang jor-joran semasa muda.
Lebih spesifik lagi, pertanyaan ini ditujukan untuk lelaki Generasi Jones dan X yang lahir dan menghabiskan masa kanak-kanak di daerah pedesaan. Â Kalau mau lenih spesifik lagi, ya, pedesaan Luar-Jawa.
Mengapa tidak bertanya kepada lelaki Jones dan X perkotaan? Â Karena mereka sejak balita sudah dipakaikan ibunya celana dalam. Â Bahkan sering berkeliaran di rumahnya hanya pakai celana dalam. Â Jadi pertanyaan itu tak relevan bagi mereka.
Beda dengan lelaki Jones dan X pedesaan, terutama di luar Jawa. Â Masa kanak-kanak mereka sebagian besar dihabiskan tanpa celana dalam. Â Kok bisa?
Penjelasannya simpel. Teknologi celana dalam masih langka tahun 1950-an sampai 1960-an di pedesaan. Â Karena itu pakai celana rangkap, luar dan dalam, jauh dari imajinasi anak kecil masa itu.
Bahkan lelaki dewasa di masa itu sebenarnya tidak pakai celana dalam seperti dikenal sekarang. Â Mereka pakai celana kolor katun atau belacu yang dijahit sendiri atau beli di pasar mingguan. Bentuknya komprang, mungkin itu generasi pertama "boxer" yang populer di kalangan Generasi Y dan Z sekarang.
Kembali ke soal celana dalam yang alpa dari panggul anak lelaki Jones dan X. Lalu bagaimana jadinya? Ya, langsung pakai celana pendek luaran. Â Dari bahan katun, tetoron, atau kain kepar. Â
Apakah tidak risih? Ya, tidak. Kan waktu itu anak-anak belum punya aspirasi "pakai celana dalam." Pakai celana, ya, seperti itu, langsung celana luar.
Poltak adalah anak generasi X pedesaan Tanah Batak yang kenyang dengan masa kanak-kanak tanpa celana dalam. Ke sekolah, gereja, pasar, sawah, Â padang penggembalaan, ke mana saja, semuanya dilakoni tanpa celana dalam. Semua anak kecil di desanya seperti itu.
Poltak tergolong beruntung. Punya empat potong celana pendek. Ada temannya yang cuma punya dua. Â Kalau celananya basah semua, kadang dia berkeliaran di sekitar rumah sambil pamer burung.
Minus celana dalam itu praktis. Kalau mau kencing tinggal angkat salah satu pipa celana, kiri atau kanan mana suka, lalu "syurrr." Setelah itu lepas saja, barang akan kembali dengan sendirinya ke posisi semula. Â Begitu gaya kencing anak desa tahun 1960-an. Â