Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Doan Van Hau, yang Kamu Lakukan pada Evan Dimas Itu Jahat

12 Desember 2019   07:27 Diperbarui: 12 Desember 2019   15:12 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Evan Dimas harus duduk di kursi roda setelah diciderai Doan Van Hau (Foto: Antara Foto/Sigid Kurniawan)

Media massa Vietnam memuji Doan Van Hau, bek Tim Sepakbola Vietnam pada SEA Games 2019 di Filipina, sebagai "pahlawan yang baik".  Disebut pahlawan karena telah melesakkan dua dari tiga gol kemenangan Vietnam ke gawang Indonesia.  Diklaim baik karena telah meminta maaf kepada Evan Dimas, gelandang Tim Sepakbola Indonesia, yang diciderainya, pada momen penyerahan medali juara.  

Klaim bahwa Van Hau "pahlawan" bagi Vietnam, itu sah saja.   Karena telah mengantarkan Vietnam menjadi juara pada cabang olah raga sepakbola di SEA Games untuk pertama kalinya setelah mengalahkan Indonesia dakam laga final Selasa 10 Desember 2019 lalu. Jadi klaim itu tak perlu dipertanyakan.  

Tapi klaim bahwa Van Hau itu "baik" karena telah meminta maaf pada Evan, tunggu dulu. Saya harus katakan dia "tidak baik", karena yang dia lakukan pada Evan itu "jahat".   Ini bukan ujaran emosional karena Tim Indonesia kalah. Tapi ada penjelasan obyektifnya.

Sekurangnya menurut saya, sebagai penonton setia Tim Indonesia, kalah atau menang, ada lima alasan untuk mengatakan Van Hau "tidak baik".

Pertama, tindakannya menciderai Evan pada menit ke 19 itu sebuah kesengajaan. Itu sebuah "professional foul" yang seharusnya diganjar kartu merah.  

Dalam video-video tentang insiden itu, jelas terlihat Van Hau berlari dari belakang ke samping kanan Evan. Lalu dengan sengaja, sambil berlari, berbelok sedikit ke depan Evan untuk menginjakkan kaki kirinya ke sisi dalam engkel kaki kiri Evan.

Tidak ada lagi bola di kaki Evan saat itu. Karena sudah dioper ke Zulfiandi.  Jadi alasan untuk merebut bola tidak bisa diterima.  Satu-satunya alasan hanya niat "mematikan" Evan dengan cara menciderainya.  Itu sudah menjadi bagian dari strategi bermain Vietnam: pragmatis dan sadis.

Kedua, tindakan pencideraan itu sangat membahayakan. Semua pemain sepak bola profesional tahu bahwa engkel sisi dalam kaki itu bagian vital sekaligus rentan.  

Cidera engkel berarti malapetaka. Harus istirahat lama atau mungkin tidak bisa lagi main sepak bola, jika parah. Artinya, karir Evan bisa tamat.

Tindakan Van Hau menciderai Evan pada engkel kakinya adalah suatu kesengajaan, "by design".  Menghajar Evan pada titik terlemah di kakinya. Sebab dia adalah otak serangan  Tim Indinesia.  Ancaman terbesar untuk Tim Vietnam.  Bahkan untuk Van Hau pribadi sebagai bek.

Perhatikan bahwa dalam 19 menit awal pertandingan, sebelum Evan ditarik ke luar lapangan, serangan Indonesia mengalir ke jantung pertahanan Vietnam. Itu berkat visi, strategi, dan taktik bermain Evan sebagai dirigen serangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun