Begitulah. Â Maka saya sekarang ingin bertanya kepada Pak Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta yang menguasai Monas: "Beranikah menjadikan tugu Monas menjadi pohon Natal tertinggi di dunia?"
Pak Gubernur tak perlu pusing menata kata untuk menjawab pertanyaan itu. Jangan termakan imajinasi saya. Sekali Pak Gubernur bilang "Ya, saya berani!" maka saya adalah warga negara dengan kualifikasi 100 persen Katolik 100 persen Indonesia yang pertama menolaknya. Penolakan itu sudah saya katakan di sini.
Sekurangnya ada tiga alasan utama penolakan saya.  Pertama, Monas adalah simbol perjuangan menyala abadi  rakyat Indonesia untuk merebut dan mengisi kemerdekaan bangsa dan negara.  Jadi biarkanlah Monas tetap murni seperti itu. Tidak selayaknya dicemari dengan ornamen budaya kebendaan dari kehidupan beragama umat tertentu.
Kedua, biaya menjadikan Monas sebagai pohon Natal tertinggi di dunia pastilah sangat besar. Â Itu penghamburan yang bertentangan iman Kristiani yang membela kaum kecil. Â Dana besar itu, jika ada, lebih baik digunakan untuk peningkatan kesejahteraan sosial-ekonomi warga miskin Jakarta.
Ketiga, kota Jakarta ini tergolong peringkat bawah dalam hal toleransi beragama. Â Pohon Natal di ruang publik, apalagi di Monas, Â berpotensi mengundang protes massal yang tidak perlu.
Lagi pula, jika hendak melihat konstruksi pohon Natal yang lebih tinggi sedikit, bisalah berkunjung ke mal-mal besar di Jakarta Barat atau Jakarta Utara. Â Biasanya pemilik mal-mal itu sudi menegakkan sebatang pohon Natal kerlap-kerlip ceria di tengah atrium malnya. Â
Atau jika punya sedikit dana, bolehlah berlibur Natal ke kota Pematang Siantar, Sumatera Utara. Â Di sana, di Jalan Gereja, sejak tahun 1997 sudah berdiri tegak konstruksi pohon Natal tertinggi di Asia Tenggara. Tingginya 39.5 meter dan dijamin menyala kerlap-kerlip setiap masa Natal. Nikmatilah keindahannya, sekaligus mereguk ketenangan sosial di salah satu kota dengan toleransi beragama paling tinggi di Indonesia. Â
Demikianlah sekadar catatan Natal 2019 dari saya, Felix Tani, petani mardijker, mengucapkan Selamat Minggu Advent Natal untuk siapa saja yang melakoninya.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H