Di Tanah Batak limapuluh lima tahun lalu:
Anak lelaki kecil itu pulang dari hari pertama Sekolah Dasar dengan larik senyum bahagia di bibirnya. Â Ayahnya, petani, menunggu dengan dua pertanyaan. Â
Nak, tadi gurumu mengajarkan apa di sekolah? Â
Pak, tadi guruku mengajarkan huruf a. Bentuknya seperti  burung. Kakinya tidak ada.
Nak, gurumu bijak. Dia mengajarkan banyak hal. Semua huruf ada di alam sekitar. Temukanlah.
Nak, tadi gurumu mengajarkan apa lagi di sekolah?
Pak, tadi guruku mengajarkan angka 1. Bentuknya seperti tongkat kakek. Kakeknya tidak ada.
Nak, gurumu bijak. Dia mengajarkan banyak hal. Semua angka ada di alam sekitar. Temukanlah.
Nak, kelak menjadilah Insiniur Pertanian. Lalu menjadilah pegawai negeri. Jangan menjadi petani seperti Bapakmu ini.
Di Tanah Jawa duapuluh lima tahun lalu:
Anak lelaki kecil itu pulang dari hari pertama Sekolah Dasar dengan larik senyum bahagia di bibirnya. Â Ayahnya, pegawai negeri kantor pertanian, menunggu dengan dua pertanyaan. Â