Konsep "ekonomi biru" bukan berarti tidak ada "sampah" sama sekali. Â Tetapi "sampah" yang dihasilkan, misalnya oleh rumahtangga, tidak dibuang tapi didaur-ulang sendiri. Â Semisal sisa sayuran dijadikan kompos untuk memupuk sayuran yang ditanam dalam pot tau polybag di pekarangan rumah. Â Artinya, konsep ini menempatkan sampah sebagai "sumberdaya pembangunan nasional". Â Bukan sebagai masalah nasional seperti sekarang.
***
Jika judul tulisan ini menyinggung nama Ahok (BTP) dan Anies, maka itu bukan sekadar "penarik suara" (clickbait). Â Saya mau mengusulkan dua nama itu sebagai kandidat Menteri Sampah.Â
Alasannya sederhana. Â Laporan KLHK menunjukkan bahwa produsen sampah terbesar di Indonesia adalah kota metropolitan yaitu rata-rata 1,300 ton per hari. Khusus kota metropolitan Jakarta diperkirakan 1,700 ton per hari sekarang ini. Jadi, siapapun yang pernah menjadi Gubernur Jakarta, diasumsikan sudah sangat paham dengan masalah persampahan.Â
Kasus Jakarta menunjukkan bahwa masalah sampah itu adalah masalah lintas daerah dan lintas negara. Dua orang yang intensif menangani persoalan itu setahu saya adalah Pak Ahok, Mantan Gubernur DKI dan Pak Anies, Gubernur DKI sekarang. Saya yakin mereka berdua ini yang paling siap dengan konsep besar penanganan sampah nasional kini.
Saya tidak punya preferensi tertentu atas dua kandidat ini. Pak Ahok adalah seorang praktisi yang hebat. Semakin hebat jika didukung konseptor yang hebat. Pak Anies adalah seorang konseptor yang hebat. Semakin hebat jika didukung praktisi yang hebat.
Jadi silahkan saja Pak Jokowi mau memilih siapa dari antara dua tokoh cerdas itu. Â Tapi, sebelum ke situ, setuju dulu pembentukan Kementerian Sampah.
Demikianlah usulan saya, Felix Tani, petani mardijker, menyampaikan usulan "gila" karena gerak zaman dikendalikan orang-orang "gila".***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H