Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Distingsi Kambing Putih-Kambing Hitam dan Mitos Kerahasiaan Pilpres 2019

28 Maret 2019   13:36 Diperbarui: 28 Maret 2019   14:11 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa?   Karena kerahasiaan itu ada di bilik pencoblosan.  Bukan di luar bilik.   Bisa saja di luar bilik ada seseorang yang berbusana dan bergaya persis Pak Jokowi, tapi di dalam bilik  mencoblos Pak Prabowo.

Atau sebaliknya, di luar bilik berbusana dan bergaya persis Pak Prabowo, tapi dalam bilik mencoblos Pak Jokowi.

Hei, Anda tidak otomatis bisa terbang hanya karena mengenakan kostum Superman.   Atau bisa berlompatan dan menempel di dinding gedung-gedung Thamrin City Jakarta hanya karena mengenakan kostum Spiderman.

Kalau Pak Widodo tak menyebut jenis kelamin, umur, dan pemilik kambing putih dan kambing hitam, tentulah Poltak tidak akan tahu kebenarannya, bukan?

Tapi pertanyaan tentang jenis kelamin kambing itu memang jelas dungu.   Entah lelaki macam apa Si Poltak itu sehingga tak bisa membedakan bokong kambing jantan dan betina. 

Intinya di sini, tidak ada korelasi antara warna pakaian dengan pilihan atas capres.   Sebab sangat mungkin juga nanti pemilih Pak Prabowo akan menggunakan pakaian warna putih, bukan? 

Jadi saya tidak melihat dimana letak pemecah-belahannya.   Kecuali mungkin kubu sebelah merasa kecolongan.  Tadinya punya ide "revolusi putih", memutihkan TPS dengan berpakaian putih sesuai warna seragam Gerindra dan PKS.   Sayang, idenya keduluan Pak Jokowi.  Kasihan deh, loe.

Tapi, soal melanggar asa kerahasiaan Pilpres 2019, sebenarnya juga omong kosong.  Untuk sekarang ini, itu harus dikatakan mitos.

Sekarang ini  masyarakat kita sejatinya sudah "terbelah dua" secara imajiner.   Satu belahan pemilih Pak Jokowi dan satu belahan lagi pemilih Pak Prabowo.   Di antara dua belahan itu ada ruang tipis  "opurtunis".

Jadi sekarang ini setiap orang sudah tahu siapa capres pilihan tetangganya atau temannya.  Seorang simpatisan PDIP 90 persen dipastikan  akan memilih Pak Jokowi.  Sebaliknya seorang simpatisan Gerinda 90 persen dipastikan akan memilih Pak Prabowo.

Dan jangan munafik.   Bukankah setiap jurkam berusaha untuk meyakinkan pemilih untuk memilih capres tertentu?  Kalau perlu dengan imbalan tertentu?   Jadi, apanya yang rahasia, sih?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun