Aku sedang menyusuri Jalan Tebet Barat Raya pagi ini. Sambil memikirkan SIM yang sebentar lagi habis masa berlakunya. Jangan sampai kelewat waktu lalu mati. Ribet!
Ayahku pada usia 80-an mesin nyetir sendiri dan baru sadar SIMnya sudah mati. Ketika akan diperpanjang di Samsat, Pak Polisi memuji kehebatan ayah saya. Tapi sambil menggunting SIM milik ayah. "Mas, setelah ini bapak diantar-antar saja, ya? Kasihan, sudah tua masih nyopir," katanya pada adikku yang menemani. Case closed!
Terpikir juga kekesalan tahun lalu. Lupa sudah nunggak pajak motor skuter setahun. Merasa sudah bayar, sedikit melotot, mata langsung sayu ketika disodori bukti tunggakan. Nelangsa!
Andaikan ada solusi kebijakan motor zonder pajak dan SIM seumur hidup. Betapa nikmatnya bermotor ria di Jakarta. Macet rapopo, wong gak bayar pajak. Itu pikiran gilaku.
Tapi....ternyata oh ternyata ... ada yang sama gilanya dengan aku. Atau mungkin lebih?
Di pojok perempatan Jalan Tebet Raya Barat dan Jalan Tebet Barat, mataku melotot pada sebuah spanduk yang menempel di pagar ruko.
Tertulis jelas di situ: "PKS Menang, Pajak Motor Dihapus, SIM Seumur Hidup." Pikiran gilaku terwakili PKS. Horeee...!
Terserahlah kalau Prabowo mau meningkatkan rasio pajak sampai 16 persen. Pokoknya aku termasuk golongan 99 persen yang hidup pas-pasan. Aku maunya hidup enak.
Coba pikir. Pajak motor gratis, SIM Seumur Hidup, harga bensin turun, harga listrik turun, harga beras turun, tempe setebal batako. Apa namanya itu kalau bukan adil makmur? Gak nolaklah!
Emang, bisa gitu? Ya, bisalah. Naikkan penerimaan pajak dari 1 persen rakyat yang hidupnya turah-turah. Tambal kebocoran pendapatan yang mengalir ke luar negeri. Gampang, kan?
Jadi mewujudkan pikiran gila penghapusan pajak motor dan SIM Seumur Hidup bukan hal mustahil. Caranya, PKS harus menang! Simpel!