Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Marhaen

26 September 2018   10:02 Diperbarui: 26 September 2018   17:09 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: tribunnews.com

Ini Orde Lama
kau beri nama aku Marhaen
karena sawahku seluas satu bahu
milikku sendiri
ku garap sendiri
ku panen sendiri
ku makan sendiri
bersama isteri dan anak-anakku
hidup subsisten

maka aku Marhaen.

***

Ini Orde Baru
kau larang namaku Marhaen
karena petani adalah pahlawan
pejuang kemerdekaan bangsa
dari penjajahan kelaparan
dengan senjata benih unggul
pupuk kimia
irigasi dan pestisida
mendongkrak hasil panen
mewujudkan swasembada beras
atas beban biaya tinggi
yang tak mampu ku tanggung

karena harga gabahku terjun bebas
maka sawahku kini tinggal separuh bahu
sumber nafkah untuk keluargaku
untuk hidup lebih subsisten
maka aku pahlawan.

***

Ini Orde Lama Baru
kau bolehkan aku pakai nama Marhaen
kau bolehkan aku menyandang status pahlawan
karena petani adalah Marhaen Si Pahlawan
pejuang kedaulatan pangan bangsa
dari penjajahan pangan impor
dengan senjata benih unggul
pupuk kimia
irigasi dan pestisida
pembukaan sawah baru
mendongkrak hasil panen
mewujudkan kedaulatan pangan
atas beban biaya tinggi
yang tak mampu ku tanggung
karena harga gabahku terjun bebas
diterjang pangan impor murah
maka sawahku kini tinggal seperempat bahu
sumber nafkah untuk keluargaku

aku gurem
aku buruh tani
untuk hidup sangat subsisten

maka aku Marhaen Si Pahlawan.

Jakarta, 26 September 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun