Ada sebuah pertanyaan iseng, agak nyeleneh. Apakah setiap tulisan yang tayang di Kompasiana pasti artikel?
Atau, dalam kalimat yang sedikit berbeda, apakah Anda yakin setiap tulisan yang Anda susun lalu tayangkan di Kompasiana adalah artikel?
Anda pasti malas menjawab pertanyaan yang rada aneh itu. Karena tak ada upahnya jika menjawab tepat. Sebaliknya malu sendiri jika jawaban meleset atau malah gak nemu jawabnya.
Okelah kalau begitu. Saya tanya sendiri, saya jawab sendiri. “Tidak!”, itu jawaban saya untuk dua pertanyaan itu.
Lho, kok? Nah, jangan protes. Yang nanya saya, yang jawab saya, lha kok ya sampeyan protes.
Coba simak kembali batasan artikel. Boleh periksa dalam kamus atau buku teks.
Tapi kalau ogah repot, terima saja dulu batasan saya ini: “Artikel adalah tulisan sistematis tentang topik tertentu. Sistematis berarti mengandung unsur-unsur alasan, maksud, rangka pikir, fakta dan analisis/argumentasi, dan simpulan serta (ada kalanya) sekadar saran.
Berdasar batasan itu, jelas tulisan fiksi seperti cerpen dan puisi tidak tergolong artikel. Maka tulisan fiksi ada di luar diskusi ini.
Sebuah tulisan, dalam hal ini non- fiksi tentu saja, layak disebut artikel jika memiliki kelima unsur tersebut di atas.
Jika ada satu atau lebih unsur itu tak teridentifikasi, maka sebuah tulisan tak layak disebut sebagai artikel. Tulisan semacam itu lebih tepat disebut sebagai “proto-artikel”. Artinya, lebih kurang, “bentuk awal” artikel, belum lengkap unsur-unsurnya.
Pengertian itu merujuk arti protozoa, “bentuk awal” hewan yang belum lengkap organ-organ tubuhnya.