Suatu hari di toko buku, kepada mereka pernah kusodorkan “Oliver Twist”-nya Charles Dickens. Tapi mereka hanya meliriknya sekilas, dengan sorot mata seolah sedang melihat sepotong roti bulukan.
Maka, aku putuskan, biarlah aku simpan dalam-dalam pertalianku dengan kisah Si Burung, dan kunikmati sendiri kebahagiaan menjejak bumi ajang hidupnya pada sore hari itu.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!