Artinya, bagi orang-orang seperti Azfandra, mengutuki atau tak mengutuki Presiden sama saja, tidak ada bedanya. Misalkan mengutuki Presiden seperti itu bisa dikenai hukuman mati, maka tak ada bedanya. Tak mengutukipun, akan mati sengsara juga. Jika mengutuki, akan dihukum mati, tapi setidaknya sudah menyatakan isi hati.
Satu hal yang penting diingat, orang seperti Azfandra bukan hanya seorang, ada banyak yang seperti itu. Jika kondisi ekonomi semakin memburuk, dan mereka semakin terpuruk, maka mereka akan bersatu mengeruduk. Itulah yang disebut sebagai revolusi sosial, yang bisa menjungkalkan Presiden dari kursinya.
Jadi, twit Azfandra sebenarnya mengirim sebuah pesan yang sangat jelas kepada Presiden Jokowi: “Jika tak mampu meningkatkan ekonomi rakyat, maka turunlah dari singgasana, sebelum rakyat menurunkan paksa.”
Pesan itu, saya yakin, pasti telah ditangkap oleh Presiden Jokowi. Tapi saya tak yakin kalau para pendukungnya mampu menangkap pesan tersembunyi itu.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H