Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Penelitian Kualitatif #020: Triangulasi Metode Pengumpulan Data, Mutlak dalam Studi Kasus

26 Maret 2015   08:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:59 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sekadar mengingatkan, dalam diskusi terdahulu (#016), saya sudah sebutkan salah satu ciri studi kasus yaitu bersifat multi-metode demi mendapatkan “pemahaman” terpercaya atas kekhasan dan kompleksitas tindakan sosial subyek.

Intinya di sini, dalam proses pengumpulan data, studi kasus tidak mungkin bersandar pada hanya satu metode tetapi kombinasi sejumlah metode.Kombinasi semacam ini disebut “triangulasi metode pengumpulan data”(Denzin, 1970; Stake, 1995).

Saya akan jelaskan secara ringkas mengapa pola triangulasi itu menjadi keharusan dan metode apa saja yang digunakan dalam studi kasus.

Dua Alasan Pokok

Pola triangulasi ini menjadi keharusan dalam studi kasus, sedikitnya karena dua alasan.

Pertama, studi kasus berorientasi pada pengungkapan “kekhasan” dan “kompleksitas” suatu kejadian atau gejala sosial. Untuk itu dibutuhkan beragam kategori informasi atau data yang tidak mungkin dikumpulkan dengan mengandalkan hanya satu metode.

Kedua, kredibilitas studi kasus akan mencapai taraf yang tinggi apabila proses pengumpulan data mengkombinasikan sejumlah metode yang satu sama lainsaling mengisi atau saling menutupi kelemahan.

Tiga Metode Utama

Lantas apa saja metode pengumpulan data yang disinergikan secara triangular?

Dalam studi kasus, pola triangulasi yang paling lazim adalah kombinasi tiga metode utama pengumpulan data yaitu pengamatan berperanserta, wawancara mendalam, dan penelusuran dokumen (Stake, 1995).

Pengamatan berperanserta adalah salah satumetodeutama pengumpulan data dalam penelitian kualitatif termasuk studi kasus.Ia merupakan metode terbaik untuk pengumpulan data (informasi) tentang suatu kejadian atau sejarah sosial.

Sedangkan wawancara mendalam adalahalternatif terbaik manakala pengamatan berpartisipasi tidak mungkin dilakukan karena alasan-alasan metodologis ataupun teknis. Pada dasarnya wawancara merupakanmetode terbaik untuk pengumpulan data tentang norma dan sistem status yang melembaga dalam masyarakat.

Penelusuran dokumen akan menghasilkan data pendukung atau pembanding bagi hasil pengamatan berperanserta dan wawancara mendalam.Dokumen yang dimaksud mencakup atara lain berita surat kabar, laporan tahunan, surat-menyurat, dannotulensi pertemuan. Pengumpulan data melalui penelusuran dokumen ini pada dasarnya mengikuti garis pemikiran yang sama dengan pengamatan berpartisipasi dan wawancara mendalam.

Topik triangulasi metode ini akan kita bahas secara khusus nanti dalam sesi-sesi diskusi tersendiri.Satu hal yang penting diingat di sini, seorang peneliti tidak layak mengklaim laporan penelitiannya sebagai hasil studi kasus, apabila ia tidak menerapkan pola triangulasi metode dalamproses pengumpulan data.

Diskusi triangulasi ini mengakhiri rangkaian pembahasan kita tentang strategi studi kasus dalam penelitian kualitatif.

Selanjutnya kita akan diskusikan metode-metode pengumpulan data kualitatif.Kita akan mulai dengan menjawab pertanyaan: Apa itu data kualitatif?Nanti, setelah ujian mandiri tengah semester.(*)

Tolong baca artikel sebelumnya:

penelitian-kualitatif-019-begini-cara-memilih-unit-kasus

penelitian-kualitatif-018-empat-tahapan-dalam-studi-kasus

penelitian-kualitatif-017-mengapa-memilih-studi-kasus

penelitian-kualitatif-016-apa-itu-studi-kasus

penelitian-kualitatif-015-cara-memilih-subyek-tineliti

penelitian-kualitatif-014-begini-cara-menetapkan-satuan-penelitian

penelitian-kualitatif-013-begini-cara-memilih-strateginya

penelitian-kualitatif-012-lima-strategi-paling-populer

penelitian-kualitatif-011-strategi-tukang-batu

penelitian-kualitatif-010-dimana-tempat-teori-dan-tinjauan-literatur

penelitian-kualitatif-009-begini-format-rancangannya

penelitian-kualitatif-008-rancangannya-selesai-belakangan

penelitian-kualitatif-007-ini-lima-sifat-khas-rancangannya

penelitian-kualitatif-006-di-aras-mikro-menantang-teori-makro

penelitian-kualitatif-005-orientasinya-menunjukkan-kepalsuan-teori-besar

penelitian-kualitatif-004-subyektivitas-sebagai-pumpunan

penelitian-kualitatif-003-beginilah-sifat-sifatnya

penelitian-kualitatif-002-inilah-asumsi-asumsi-dasarnya

penelitian-kualitatif-001-apa-batasannya

Anjuran bacaan

1.N.K. Denzin, 1970, The Research Act: A Theoretical Introduction to Sociological Methods, Chicago: Aldine Publishing Company.

2.R.E. Stake, 1995,The art of case study research.London: Sage Publication

Kompedusiana.com

Learning by Sharing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun