Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan kemiskinan Maret 2017 di Kalimantan Selatan mencapai 4,73 persen atau 193,92 ribu jiwa. Jika dibanding year-on-year (Maret 2017 terhadap Maret 2016) terjadi penurunan sebesar 0,12 poin. Persentase penduduk miskin Maret 2016 sebesar 4,85 persen atau 195,70 ribu jiwa.
Pada tahun 2016, sebesar 32,36 persen penduduk miskin berusia 15 tahun ke atas bekerja di sektor pertanian. Hal ini mengindikasikan bahwa strategi pengentasan kemiskinan salah satunya harus berfokus pada sektor pertanian. Program pembangunan pertanian yang menyeluruh dan padat karya akan berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan petani.
Optimalisasi Lahan Rawa Lebak
Secara tidak langsung penurunan kemiskinan dilakukan melalui peningkatan produktivitas panen petani. Salah satu upaya yang dilakukan dengan menggarap secara optimal lahan rawa lebak. Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam panen padi lahan rawa lebak di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Rabu 15 Nopember 2017, menyebutkan bahwa potensi lahan rawa lebak luar biasa sehingga harus terus digarap.
Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan Faturrahman, menyebutkan bahwa luas lahan rawa lebak di Kalimantan Selatan mencapai 100.000 Ha. Namun yang berhasil digarap dua kali dalam setahun hanya mencapai 5,00 persen. Panen yang dihasilkan lebih dari 5,00 ton gabah kering giling (GKG) per hektar (Kompas 16 Nopember 2017).
Jika 100.000 Ha lahan rawa lebak dapat dioptimalkan maka produksi panen pun akan meningkat. Lebih dari 1,5 juta ton GKG akan diproduksi dengan asumsi panen tiga kali dalam setahun. Peningkatan produktivitas panen padi tidak hanya menyebabkan surplus beras yang meningkat tetapi juga bagi petani akan meningkatkan pendapatan, terpenuhinya kebutuhan hidup sehari-hari serta menurunkan tingkat kemiskinan.
Efektifitas Program Bantuan Pertanian
Perlu juga diperhatikan peningkatan efektifitas program bantuan di bidang pertanian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti kemudahan bagi petani dalam mengakses bantuan pertanian, ketepatan sasaran bantuan serta apakah bantuan tersebut sudah digunakan sebagaimana mestinya.
Program bantuan yang efektif akan meningkatkan produktivitas pertanian dan yang lebih penting program tersebut akan meningkatkan kesejahteraan petani dan menurunkan kemiskinan di sektor pertanian.
Memperhatikan Aspek Multidimensi Petani
Sejatinya pengentasan kemiskinan di sektor pertanian tidak hanya berfokus pada aspek peningkatan pendapatan (moneter), tetapi juga pada aspek multidimensi. Hal ini dengan melihat kondisi sosial ekonomi petani seperti pendidikan, kesehatan maupun perumahan.
Indikatornya antara lain anggota rumah tangga usia sekolah tidak ada yang putus sekolah, petani memiliki kemudahan akses pada fasilitas kesehatan, kepemilikan jaminan kesehatan, perumahan dengan akses sanitasi yang layak, sumber air minum bersih dan sehat serta beragam indikator sosial ekonomi lainnya.
Petani yang sejahtera idealnya aspek sosial ekonomi-nya pun terus membaik. Selain pengentasan kemiskinan secara moneter, kemiskinan multidimensi bagi petani juga harus terus mengalami penurunan.