Suatu hari sehabis hujan, gunung yang berada di dekat kampung Nasrudin, yang memang sudah gundul itu sebagian tanahnya longsor dan membentuk kubangan lumpur. Otak Nasrudin yang gemar membuat ulah itupun terpantik ide brilian untuk membuktikan kepintarannya. Saat itu juga Nasrudin langsung menuju angkringan, memesan kopi, bergabung dengan orang-orang dan mulai membual.
"Eh, tahu nggak kalian tentang legenda gunung emas di kampung kita?", kata Nasrudin memulai perbincangannya. Orang-orang masih sibuk dengan makanan dan minuman masing-masing namun diam-diam penasaran juga.
"Dulu di gunung yang longsor itu konon adalah istana megah dengan harta karun berlimpah. Sengaja ditimbun agar tak dijarah orang", kata Nasrudin dengan bersemangat. Orang-orang mulai berkerumun. Nasrudin semakin menggila.
"Ya, di gunung itu" katanya sambil menunjuk ke arah gunung di kejauhan.
"Di balik lumpur itu bisa jadi ada emas berlian harta karun!"
Orang-orang sontak bubar, lari ke rumah masing-masing, mengambil cangkul, sekop dan apa saja lalu menuju ke kubangan lumpur yang ditunjuk Nasrudin, berharap menemukan harta karun.
Nasrudin tertawa girang. Kepintarannya sekali lagi terbukti. Ia pun pulang dengan gagah dan tidur siang dengan bangga.
Agak sore, Nasrudin pun bangun. Didengarnya ada gaduh di jalanan depan rumahnya.
"Ada apa ini?", tanya Nasrudin heran.
"Wah, kamu ketinggalan berita ya?", jawab tetangganya yang membawa cangkul dan sudah bersiap pergi.
"Di gunung sebelah kampung kita itu ada harta karun, orang-orang kampung ke sana semua!", kata tetangganya itu sambil lari.