Mohon tunggu...
M. Syukri Ismail
M. Syukri Ismail Mohon Tunggu... Dosen - Penulis

Santri selamanya | m.syukriismail@iaiyasnibungo.ac.id | https://kotakopini.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Malu dan Tepat Waktu

4 Oktober 2024   10:45 Diperbarui: 4 Oktober 2024   11:33 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Libur dari kegiatan kampus hari itu saya berkesempatan mengantar istri tercinta ke tempat tugasnya di Puskesmas Rimbo Tengah, yang berjarak sekitar dua puluh kilometer dari rumah, lumayan jauh dan istri sedikit kwatir untuk berangkat sendiri karena memang jarak yang begitu jauh ditambah lagi jalanan yang sepi, dan sudah beberapa kali terjadi tindak kriminal seperti penjambretan, teman kerja istri di Puskesmas salah satu korbannya, tasnya di tarik sampai korban jatuh dari motor.

Perjalan kurang lebih tiga puluh menit untuk sampai ke Puskesmas, karena hari itu sedikit gerimis, sehingga kendaraan saya tidak dapat melaju kencang, karena selain masih ada jalan yang berlobang juga kabut yang tebal sehingga mempengaruhi jarak pandang. Memasuki halaman Puskesmas saya melihat bangunan baru dan beberapa atribut lain yang pajang untuk memberi nuansa baru dan semangat baru. Namun ada satu tulisan di depan pintu masuk yang menarik saya "SUPAYA TIDAK MALU JADILAH PEGAWAI DATANG TEPAT WAKTU".

'Malu' Kalimat yang mempunyai makna begitu mendalam, Rasulallah saw sendiri bersabda kepada seorang lelaki dari Anshar "Sesungguhnya malu sebagian dari Iman" (Al-Jami' Shahih, No. 24, hal. 24), malu bermaksiat, malu meninggalkan shalat, malu terlambat. Dengan menanamkan rasa malu dalam diri kita, berarti kita sudah menjaga diri untuk taat kepada Allah swt, bukankah yang menciptakan kita Allah swt, yang menjaga Allah swt, yang memberi rizki Allah swt?, maka sudah selayaknyalah kita malu kepada Allah swt.

Namun sekarang sudah banyak manusia yang hilang rasa malunya, bahkan sudah tidak malu lagi untuk mengumbar kemaluannya di medsos yang bisa dilihat oleh makhluk seluruh dunia. Wahai manusia, malulah, jangan kau umbar auratmu, karena tubuhmu untuk pasangan halalmu. Rasulallah saw telah bersabda mengenai perkara ini, "Rasulallah saw ditanya tentang hal yang paling banyak menyebabkan manusia masuk Surga, maka Beliau bersabda, 'Taqwa kepada Allah saw dan akhlaq yang baik'. Dan Beliau ditanya tentang hal yang paling banyak menyebabkan manusia masuk Neraka, Beliau bersabda, 'Mulut dan kemaluan." (H.R. Tirmidzi dalam Muntakhab Ahadits, Syaik Maulana Muhammad Yusuf al-Kandahlawi, Rah.a. hal. 671)

'Tepat Waktu' adalah hal yang juga begitu penting untuk diperhatikan, dalam pepatah Arab disebutkan "Al-waktu Kassaifi Fain Lam Taqtha'hu Qatha'aka", waktu itu diibaratkan pedang, jika kita menggunakannya sesuai dengan fungsinya, maka akan mendatangkan manfaat bagi kita. Namun, jika kita menggunakannya tidak sesuai fungsinya maka dapat mencelakakan kita. Begitulah waktu jika tidak kita gunakan dengan perbuatan yang bermanfaat, maka waktu akan terbuang sia-sia dan akan mendatangkan penyesalan kelak.

Allah swt sendiri juga mengingatkan tentang pentingnya 'waktu', Allah swt dalam firmannya, "1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (Q.S. Al-'Ashr/103: 1-3). Dalam ayat ini Allah swt bersumpah demi waktu, bersumpah untuk sesuatu itu menunjukkan bahwa begitu pentingnya hal tersebut. Waktu disini bukan hanya waktu di dunia saja, namun juga di akherat, bahwa sesungguhnya manusia dalam kerugian.

Bagaimana agar kita tidak merugi? Maka harus beriman kepada Allah swt dan beramal shaleh, 'malu' sebagaimana sabda Rasulallah saw merupakan sebagian dari iman, dengan menanamkan rasa malu dalam diri kita maka akan dapat meningkatkan iman. Gunakanlah 'waktu' di dunia yang sementara ini untuk meningkatkan amal shaleh kita, agar tidak menyesal kelak ketika ajal sudah menjemput, karena waktu yang sudah berlalu tidak akan bisa kembali lagi.

***

Jaga Waktu Shalatmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun