Mohon tunggu...
M. Syukri Ismail
M. Syukri Ismail Mohon Tunggu... Dosen - Penulis

Santri selamanya | m.syukriismail@iaiyasnibungo.ac.id | https://kotakopini.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rasulallah Saw dan Manusia Buta

4 Oktober 2024   07:19 Diperbarui: 4 Oktober 2024   07:27 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam telah mengajarkan kepada umatnya untuk menyakini hal-hal yang ghaib, keyakinan ini dinamakan dengan Iman, sebagaimana sabda Rasulallah saw, Dari Ibnu 'Abbas r.huma., bahwasanya Jibril a.s. berkata kepada Nabi saw., "Beritahukanlah kepadaku apakah iman itu." Beliau bersabda, "Iman adalah engkau percaya kepada Allah, hari akhir, para malaikat, Al-Kitab, dan para Nabi; percaya kepada kematian, dan kehidupan sesudah mati; percaya kepada surga, neraka, hisab, dan Mizan (timbangan); serta percaya kepada qadar seluruhnya, yang baik atau yang buruk." Jibril bertanya, "Bila aku melakukannya, apakah aku sudah beriman?" Beliau bersabda, "Bila engkau melakukannya, engkau sudah beriman." (H.R. Ahmad).

Mengapa iman begitu penting? Karena Iman adalah syarat diterimanya seluruh amal perbuatan kita, sedangkan orang yang tidak beriman maka amal perbuatan mereka seperti fatamorgana, hal ini tergambar jelas dalam al-Qur'an Surah An Nur/24 : 39 "Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya." Orang-orang kafir, karena amal-amal mereka tidak didasarkan atas iman, tidaklah mendapatkan balasan dari Allah di akhirat walaupun di dunia mereka mengira akan mendapatkan balasan atas amalan mereka itu.

Ulama dalam hal ini memberi permisalan iman dan amal seperti angka satu dan nol, jika kita menulis angka nol walupun sampai tiga nol, enam nol, Sembilan nol, tidak ada satu di depannya, maka tidak ada nilainya, hanya nol saja. Namun, jika kita tambahkan satu maka akan bernilai menjadi seribu, sejuta, semilyar dan seterusnya, satu adalah iman dan nol adalah amal perbuatan kita. Rasulallah saw, bersabda mengenai pentingya iman, dari Abu Salamah r.a., ia berkata, "Aku mendengar Rasulallah saw, bersabda "Barangsiapa menjumpai Allah dalam keadaan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, serta beriman akan adanya kebangkitan sesudah mati dan adanya hisab, niscaya ia masuk surga." (Ibnu Katsir. Al-Bidayah wa al-Nihayah/5 : 304)

Apakah hal-hal yang ghaib itu ada? Karena kita belum pernah melihatnya. Ada sebagian orang yang mengatakan jika berdakwah lalu menceritakan hari akhir, malaikat, Kitab-kitab, para Nabi dan Rasul, kematian, kehidupan sesudah mati, surga, neraka, hisab, Mizan (timbangan). Dakwah seperti ini sama dengan para peramal yang meyebarkan ramalannya. Apakah betul hal-hal ghaib itu ramalan? Apakah tidak ada orang yang sudah melihatnya? Jika ada siapa dia yang sudah melihatnya?.

Ternyata hal-hal ghaib tersebut sudah ada yang melihat, siapakah dia? Beliau adalah Baginda Nabi Muhammad Rasulallah saw, Allah swt telah memperlihatkan Neraka, Surga, Azab kubur, dan hal ghaib lainnya kepada Rasulallah saw, salah satunya adalah ketika beliau Isra dan Mikraj.

Satu kisah yang ditulis Ibn Hisyam dalam kitabnya Sirah Nabi, sesudah berjumpa dengan Adam di langit pertama, Kemudian kulihat orang-orang dengan perut yang belum pernah kulihat di jalan masuk ke tempat keluarga Fir'aun. Mereka melaluinya seperti unta yang kena penyakit gila dibawa ke dalam api. Mereka diinjak-injak tak dapat beranjak dari tempat itu. Aku bertanya: Siapa mereka itu wahai Jibril? "mereka itu tukang-tukang riba," jawabnya. ... kemudian aku melihat perempuan-perempuan yang digantungkan pada buah dadanya. Lalu aku bertanya: "Siapakah mereka itu wahai jibril? "mereka itu perempuan yang memasukkan laki-laki lain bukan dari keluarga mereka sendiri..." (Ibn Hisyam, Sirah Nabi, jilid 2, Kairo: Dar As-Sahabah, 1416 H/1995 M). hal. 15.

Kisah yang lain dari anas bin Malik r.a., dari Nabi saw., beliau bersabda, "Ketika aku berjalan di surga, aku sampai di sebuah sungai. Pada kedua tepinya terdapat kubah-kubah yang terbuat dari mutiara yang berongga. Aku bertanya, "Apakah ini wahai Jibril?' Dia menjawab, 'ini adalah Kautsar yang diberikan Tuhanmu kepadamu.' Ternyata tanahnya berupa misik yang berbau harum." (H.r. Bukhari)

Dari kisah diatas disimpulkan bahwa Rasulallah saw adalah orang yang melihat dan kita adalah orang yang buta, maka seperti orang buta yang akan menyeberangi sebuah jalan, lalu ada orang melihat sebuah mobil akan menabraknya, lalu si buta diperingati untuk jangan menyebrang, jika si buta tidak mengindahkan maka akan tertabrak dan menyebabkan kecelakaan yang bisa berujung pada kematian. Namun, jika si buta mengindahkan peringatannya maka akan selamat dari kecelakaan.

Begitu juga jika tidak mengindahkan peringatan dari Rasulallah saw mengenai hal-hal ghaib yang telah beliau lihat, maka kita juga akan binasa. Ingat, kubur bisa menjadi taman dari taman-taman surga atau lubang dari lubang-lubang neraka. Jika kita bahagia di akherat maka akan bahagia selama-lamanya, namun jika sengsara, akan sengsara selama-lamanya.

***

Rindu Rasulallah saw

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun