Â
SALAH satu situs cagar budaya yang memberikan banyak catatan sejarah di Aceh adalah nisan Aceh. Kenapa disebut nisan Aceh? Ya, Nisan di tiap daerah, yang berfungsi sebagai penanda kehormatan bagi yang sudah meninggal itu, memiliki corak khas tersendiri yang berbeda antara daerah yang satu dengan yang lainnya.
Nisan Aceh tidak hanya berfungsi sebagai penanda makam, tetapi juga sebagai peninggalan sejarah yang memberikan gambaran mengenai budaya dan kehidupan masyarakat Aceh pada masa lalu.
Dalam berbagai catatan sejarah, Aceh disebut menemui puncak kegemilangannya pada masa kepemimpinan Iskandar Muda. Nisan Aceh memberikan bukti kuat akan adanyan catatan --kejayaan-- itu.
Perjalanan sejarah Aceh yang panjang tercermin dalam variasi nisan Aceh yang ada. Ada nisan-nisan yang berasal dari zaman Kesultanan Aceh, nisan-nisan dari masa penjajahan Belanda, dan nisan-nisan modern yang lebih sederhana.
Nisan Aceh memiliki nilai sejarah yang hanya bisa didapat bila melihatnya secara 'lebih dekat'. Setidaknya, ada tiga nilai sejarah yang tersembunyi di balik nisan Aceh, sebagaimana hasil dari penelusuran saya bersama dengan tim Komunitas Beulangong Tanoh.
Pertama, bentuk nisan Aceh secara umum mirip atau berupa prasasti batu yang diletakkan di atas makam. Namun demikian, yang membedakannya, Nisan Aceh memiliki ukiran-ukiran yang indah dan rumit, melambangkan seni yang tinggi pada masa itu. Ukiran-ukiran tersebut biasanya membentuk motif yang khas, seperti motif bintang, bulan sabit, pohon, burung, dan hewan-hewan lainnya. Motif-motif ini mencerminkan kehidupan alam dan kepercayaan masyarakat Aceh pada masa itu.
Kedua, selain ukiran-ukiran yang indah, nisan Aceh juga seringkali ditemukan memiliki hiasan dengan tulisan arab yang berisi ayat-ayat Al-Quran atau kaligrafi. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh Islam yang kuat di Aceh pada masa lalu yang juga ikut mewarnai tindak tanduk orang Aceh dalam kesehariannya.
Ketiga, dibalik keindahannya, nisan Aceh juga mengandung cerita dan sejarah yang menarik. Beberapa nisan Aceh memiliki tulisan yang menceritakan kehidupan dan prestasi orang yang terkubur di dalamnya. Cerita prestasi itu dinukilkan di badan nisan dengan tulisan Arab asli dan Arab Jawi.
Bukti Multikulturalisme
Selain sebagai peninggalan sejarah, dengan nilai sejarah dan nilai artistik yang tinggi. Keindahan dan keunikan ukiran-ukiran di nisan-nisan ini menjadikannya sebagai salah satu warisan seni rupa yang berharga. Dan, melalui Nisan Aceh, kita mendapatkan fakta ---juga menjadi bukti--- akan multikulturalisme yang ada di Aceh. Hal ini terlihat dari dijumpainya nisan-nisan yang berasal dari berbagai agama dan kepercayaan, seperti Islam, Hindu, dan Budha yang tersebar di Aceh.