Mohon tunggu...
Muhammad Syarif
Muhammad Syarif Mohon Tunggu... wiraswasta -

Siapa aku? hanya seorang bocah kecil yang merindukan alam dan selalu tampak tidak dewasa di mata orang lain... \r\nidealis, pengejar sunset, perindu hujan, selalu mencoba melihat hal dari sisi lain.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kembali Bermimpi, Demi Perubahan

1 Oktober 2014   05:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:51 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stress ketika mengerjakan tugas yang terasa berat memang sangat mengganggu, uring uringan, hilangnya nafsu makan dan munculnya nafsu ngemil. berat badan saya turun 4 kilo sejak 4 bulan lalu dan itu sangat sangat  buruk. saat aktifitas fisik dan mental juga menjadi hal yang wajib buat di lakukan. semenjak kehidupan sosial yang banyak bergeser dari arah menyapa ke arah "ping!", banyak hal yang saya rasa menyulitkan bagi saya, dari hobi outdoor sampai tugas tugas menumpuk yang harusnya di kerjain kelompok sekarang cuma cukup bikin grup baru di Whatsapp. benar benar keterlaluan yang di lakukan jaman ini.

malam ini tetap di meja belajar seadanya dan komputer di depan saya. sebuah hal yang patut saya garis bawahi dari apa yang dulunya dianggap sakral sekarang sudah dianggap kuno. seperti Nasionalisme dan kegiatan alam. dua hal ini benar benar sudah tergantinkan oleh kecepatan modem wireless. dimana semua gunung bisa didaki dengan google earth, dan Nasionalisme cuma menjadi update status waktu pemilu atau 17an.

bulan sabit dan suasana gerah malam ini menjadi nuansa yang pas buat sebatang rokok di pinggir jalan dan kopi hitam pahit. mungkin saya hanya sisa sisa dari jaman "ga enak" dan penganut paham kunoisme yang cenderung membuat saya terlihat ketinggalan dalam sesuatu. namun kesombongan saya tetap menyebut saya seoerang idealis nan keras kepala.

setelah beberapa obrolan ringan dengan kawan kawanku. saya kembali merenung, masihkah tersisa mimpi mimpi tentang keikhlasan untuk bumi pertiwi?. masihkah ada orang orang yang senada dengan Alm. Jendral Hoegeng?. masihkah ada harapan bagi kemanusiaan bersanding dengan keikhlasan berkorban?. satu mimpi dari kawan saya sendiri yang terobsesi ingin menjadi perwira militer. alasan simpel dia kemukakan, karena gagah dan kehormatannya. maaf, perwira sebenarnya mungkin bukan cuma tentang itu. ini tentang darah keikhlasan.  seorang perwira menggandeng orang buta dari tepi jalan satu menuju tepi jalan lain tanpa pamrih. seorang perwira berjalan bukan karena gagah seragam dan kedudukannya, gagah karena menunjukkan dia yang menjaga apa yang di pijaknya dan memberinya minum mulai dari dia keluar dari lubang peranakan.

para generasi muda, kembali bermimpi, demi perubahan. bukan gadget indah yang bisa membela martabat negeri ini. bukan banyaknya kenalanmu di media sosial dan celoteh kosongmu disana yang bakal membuat alam ini terhindar dari penebangan liar. bukan sekolah di singapura atau amerika yang menjadi cita citamu. cita citamu hanya sedikit rasa terima kasih pada ibunda pertiwi yang memberi kita tempat berlindung.

harapan untuk kalian, dari generasi tahun 90an yang mulai kecewa dengan selera buruk musik, fashion, lelucon, dan moral kalian. selamat menjunjung masa depan.

_syaNino_

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun