Mohon tunggu...
Apa Saja
Apa Saja Mohon Tunggu... -

Demi Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dahlan Iskan, Mobil Listrik dan Perubahan Paradigma

22 Oktober 2013   11:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:11 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

- Dahlan Iskan dengan revolusi orange-nya. Jika selama ini kita dibanjiri produk buah-buahan dari China, Thailand, Amerika, maka kita harus balas ekspor buah-buahan yang tidak ada di sana. Buah-buahan tropis tidak bisa hidup dengan baik di iklim ugahari atau 4 musim, maka daripada mencoba menanam jeruk yang sudah diserbu dari China, mendingan menanam durian yang bisa diekspor ke China. Kalau menanam per warga tidak bisa menjadikan perlawanan impor yang signfikan, maka BUMN Perkebunan perlu aktif di sini.

- Jalan tol atas laut, daripada menunggu pembebasan tanah yang sangat dulit di Bali atau di Jawa, mengapa tidak membuat jalan tol di atas laut yang tidak perlu pembebasan lahan sama sekali? Untuk Sumatera? Pembebasan lahan di sana masih relatif lebih mudah, maka jalan tol harus di darat, untuk mengembangkan daerah yang terlewatinya.

- Jika nuklir pengayaan tinggi dilarang, kenapa kita tidak membuat uranium pengayaan rendah. Itu dilakukan Batantekno, dan hasilnya sekarang jadi produsen besar nuklir pengayaan rendah, bahkan membuka pabrik di Amerika Serikat.

- Jika terjebak pada kekurangan daging sapi, maka paradigma umum adalah impor daging saja (yang melahirkan sejumlah kasus korupsi dan fushtun), atau memaksakan membuat peternakan lokal walaupun tidak tahu akan bisa mencukupi atau tidak. Dahlan Iskan mengajak melihat peternakan sapi di Australia 1/5 lebih murah untuk pembibitan, dan di Indonesia lebih murah 1/3 harga untuk penggemukan. Dahlan Iskan mengajak perubahan paradigma untuk pembibitan di Australia, dan penggemukan di Indonesia, yang dengan demikian akan memberikan keuntungan efisiensi, di samping mencukupi kebutuhan daging. Akan tetapi paradigma umum bahwa kita harus membuat segala industri hulu di dalam negeri, telah membuat anggota DPR terjebak di dalam paradigma itu, bahkan menyatakan Dahlan Iskan idenya gila. Tapi mudah-mudahan ide gila itu berjalan, dan kita tidak akan kekurangan daging lagi karenanya.

Demikian tulisan saya kali ini, maaf saya kebelet pergi jadi malas mengedit lagi ke atas. Kalau ada salah tulis atau kurang enak dibacanya, minta maaf. Salam Kompasiana/er.

PS: Vote Dahlan Iskan for RI-1 ya. Maka koruptor akan dipidanakan dan diperdatakan (dimiskinkan) dan Indonesia akan diajak berlari menjadi negara dengan kekuatan ekonomi ke-9 di dunia (sekarang ke-16).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun