Bangsa besar keturunan Abraham. Saudara se-ayah dengan umat Muhammad (muslim), meski mereka lahir dari Yakub dan kita Ismail. Oleh Ibrahim nenek moyang kita dilarikan ke gurun tandus di Arabia untuk menghindari ancaman ibu tiri. Hajar dan Ismail hampir telantar di lembah yang hampir tak seorangpun pernah menginjakkan kakinya di sana. Sedangkan keturunan Sarah, mereka hidup bahagia di Palestina. Kecuali ketika Yakub mulai beranak pinak berjumlah dua belas anak, yang mereka masing-masing melahirkan suku yang perkasa.
Ada satu yang menonjol dari kedua belas keturunan itu. Yusuf yang dikenal berparas mulia, menawan, gagah, arif, ayu dan jelita. Ia banyak dicemburui oleh sebelas saudaranya. Ia yang paling disayang ayahnya. Hingga suatu ketika mereka merencanakan pembunuhan terhadapnya. Yusuf dibuang di sumur di tengah padang pasir oleh mereka. Sepulangnya, mereka berdalih bahwa Yusuf diterkam binatang tanpa mereka bisa menolongnya. Sontak Yakub menangisi perlakuan kesebelas saudaranya yang tidak bisa menjaganya.
Tahun demi tahun berlalu, hingga berhembus kabar bahwa di Mesir, ada seorang raja yang perkasa, yang rakyatnya sejahtera. Mereka bermaksud mencari perlindungan dari kelaparan yang melanda. Dan si raja itu ialah tujuannya. Mereka tak menyadari bahwa raja itu tak lain adalah saudara kedua belas yang pernah ditelantarkan mereka. Kecuali Yakub yang diberitahu kalau raja itu adalah anaknya.
Mereka tumbuh menjadi bangsa tersendiri di negeri orang lain. Karena penduduk lokal merasa terancam, mereka memperkuat peradaban Pharaoisme (dikenal dengan nama Fira'un), untuk kemudian menjadikan mereka, bangsa Israel, sebagai budak. Yakub dikenal sebagai Israel (diambil dari kata isra’ yang berarti hamba, dan El yang artinya Tuhan). Sehingga keturunannya disebut bani Israel, anak keturunan Yakub.
Bertahun-tahun mereka dijadikan budak oleh peradaban Pharaoisme. Sehingga Tuhan menurunkan Musa untuk menyelamatkan mereka dari cengkeraman kerajaan untuk kembali pada Tuhan. Musa membawa Bani Israel ke luar Mesir, menghindari ancaman genoside oleh Firaun, hingga tiba di negeri Filistin, sebuah negeri yang pagan (saat itu). Entah ditakdirkan sebagai umat yang pembangkang, atau apa sebutan yang layak disandang, mereka berkhianat pada Musa dengan menyembah sapi emas buatan Samiri. Mereka dihukum ’bunuh diri’ untuk menebus dosa-dosa mereka. Ratusan ribu jiwa melayang sia-sia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H