Lama sekali aku merindukan masa-masa seperti ini, di mana aku bisa menuangkan kegelisahan hati untuk bisa berkreasi. Tak terhitung, entah berapa lama aku meninggalkan Kompasiana. Ya, butuh waktu yang cukup lama dalam pergulatan menyingkirkan rasa malas. Akhirnya, kini aku bisa mengalahkannya. Mudah-mudahan seterusnya masih bisa konsisten mempertahankan suasana ini, apalagi kini fasilitas tersedia dan begitu mudahnya untuk aku mengaksesnya.
Terimakasih layak aku tambatkan kepada Telkomsel. Tak mau hipokrit, sedikit banyaknya apa yang ditawarkan Telkomsel lewat program Ramadhanku ini turut memotivasiku untuk kembali sedikit menuangkan isi hatiku di Kompasiana. Harapanku tidak muluk dalam Ramadhan tahun ini sebetulnya, yaitu aku hanya ingin bisa lebih produktif saja! Seperti yang pernah aku tulis dalam status FB-ku, "Ya Allah, damparkan jiwa & ragaku ke tempat yg Kau ridhoi. Tajamkan visiku dan lebatkanlah buah dr karyaku!" Hanya itu yang aku harap di Bulan Ramadhan ini.
Aku kira, sebuah keceriaan yang tiada tara adalah di mana aku bisa menanam pohon-pohon karyaku. Aku tak berharap bisa memanen dari pohon itu, dan biarlah orang lain saja yang merasakan dari buah-buah karyaku kelak. Itupun kalo mereka berkehendak dan sudi untuk menikmatinya, kalaupun tidak aku cukup bahagia bisa mengisi Ramadhanku dengan kegiatan seperti ini.
Dibandingkan dengan Ramadhan-Ramadhan sebelumnya, aku belum mengenal Kompasiana. Tak punya media untuk sedikit menuangkan kegelisahan jiwa, kecuali update status Facebook yang sebetulnya lebih menonjolkan "narsisme" abstrak yang tidak mutu, yang berorientasi pada cari-cari perhatian orang lain, berharap banyak yang komentar dan menyukai statusnya. Hufft, dari sana aku sadar, betapa lebay-nya kita sebagai manusia. Tapi aku juga tak menutup mata pada teman FB-ku yang sedikit bervisi dengan mengupdate hal-hal yang bermutu dan informatif.
Bukannya aku juga tak mempunyai Blog, aku punya! Alamatnya msrizqi.blogspot.com dan sampai sekarang pun masih aktif. Tapi entah karena alasan apa aku tak berminat lagi untuk meramaikan "rumahku" itu. Mungkin karena tak ada temannya kali, tak seperti Kompasiana yang dari sana banyak orang-orang membaca tulisanku, meski tak sedikit dari yang membaca tulisanku itu mengerutkan dahi atau tersenyum sinis menanggapinya. Tapi aku well-well aja tuh, aku anggap itu bagian dari dialektika saja. Dan aku lebih suka bila ada orang yang mengutarakan langsung ketidaksetujuannya, agar aku bisa mengevaluasi dan memperbaikinya nanti.
Dengan ini, aku bisa menjalani Ramadhanku dengan lebih ceria, lebih berwarna dan lebih bermakna daripada Ramadhan-Ramadhan sebelumnya. Terimakasihku pada Telkomsel yang ikut berperan meningkatkan semangatku untuk kembali menengok Kompasiana.
[Telkomsel Ramadhanku]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Catatan Selengkapnya