Penulis penggemar berat Real Madrid. Perasaan ini muncul pertama kali saat menyaksikan permainan indah tiki-taka nan cepat dari tim ibukota Spanyol ini saat mengalahkan Olympia 2-0 di ajang Toyota Cup Tahun 2002 (sekarang Piala Dunia Antarklub). Semenjak itu penulis tak bisa berpaling dari Real Madrid. Apalagi di bulan puasa seperti ini, rasanya hampa saat sahur kalo tidak ada bola yang menayangkan Real Madrid.
Tapi masa kejayaan itu belum bisa dihadirkan Real Madrid generasi masa kini. Pamor Madrid masih harus membuntuti musuh bebuyutannya, Barcelona. Meski demikian, bukan berarti Madrid tak punya peluang sama sekali untuk menatap musim 2011-2012 ini. Setidaknya bila melihat materi pemain yang ada di tubuh Los Blancos.
Amunisi baru yang didatangkan pun tidak bisa dianggap pemain nomor dua. Sebut saja Nuri Sahin yang notabene adalah pemain terbaik Bundesliga musim lalu. Hamit Altintop, pemain andalan timnas Turki Sang Pencetak Goal Terbaik musim 2010. Fabio Coentrao pun sekelas dengan mereka. Jose Callejon, meski namanya tak setenar ketiga pemain di atas, tapi skillnya mampu menyihir Mourinho untuk merekrutnya dari Espanyol. Dan itu dibalasnya dengan tampil gemilang selama pertandingan pra-musim, yaitu di mana ia selalu tampil dan berhasil mencetak dua gol.
Dengan tambahan amunisi-amunisi baru itu, diharapkan Madrid bisa menghentikan dominasi Barcelona di musim-musim lalu. Apalagi bila melihat keperkasaan Barcelona di lima laga el-classico, barangkali masih banyak kalangan yang meragukan kemampuan Madrid untuk sekedar mengimbangi Barcelona. Tapi jangan salah, penulis mencatat paling tidak Madrid bisa sekali mengimbangi permainan Barcelona, yaitu pada laga leg kedua semifinal Liga Champion yang berakhir imbang 1-1. Barangkali itu perlawanan terbaik Real Madrid kepada Barcelona menurut penglihatan penulis. Pada Final Piala Raja yang dimenangkan Madrid masih di bawah standar permainan Madrid, apalagi melihat permainan di Babak II yang banyak menempatkan bola di daerah pertahanan Madrid.
Lalu, bagaimana peluang Madrid di musim ini? Rasanya dua kuda berpacu masih akan bersaing dalam perebutan gelar La Liga Spanyol. Malaga yang banyak mendapatkan suntikan dana investornya untuk merekrut beberapa pemain bintang pun sepertinya masih jauh panggang dari api untuk mendekati persaingan kedua klub raksasa Spanyol itu. Valencia? Masih butuh konsistensi. D. La Coruna pun tak setangguh awal dekade 2000-an, apalagi musim lalu mereka terdegradasi ke Segunda A dan tak mungkin ikut berebut trofi La Liga. Sevilla dan Villareal penulis nilai hanya layak memperebutkan dua tiket Liga Champion tersisa bersama Atletico Madrid dan kedua tim lain yang disebut pertama.
Hmmm.. Lalu seberapa besar peluang Madrid untuk menggusur dominasi Barcelona? Hanya ada satu cara untuk menghentikan Barcelona, yaitu dengan mengalahkan mereka. titik. Hitung-hitungan poin akhir musim, Madrid akan keluar sebagai juara andai bisa mengalahkan Barcelona. Pun demikian di Liga Champion, mereka gugur oleh ketangguhan Barcelona. Meski masih ada laga final, namun banyak pengamat bilang Madrid yang akan keluar sebagai juara andai bisa melewati Barcelona.
Peer-nya adalah bagaimana Madrid mengalahkan Barcelona? Apakah Mourinho meski menerapkan strategi klasiknya dengan menumpuk pemain di belakang untuk menghentikan laju bola dari Xavi maupun Iniesta? Jika penulis bilang perlawanan terbaik Madrid adalah pada laga Leg Kedua Liga Champion, maka jawabannya adalah Madrid harus menghadapi dengan jantan permainan Barcelona seperti pada laga itu. Sepertinya Mourinho terlalu panaroid dengan permainan Barcelona, padahal Madrid pun pernah menerapkan permainan seperti Barcelona, bahkan lebih cantik menurut pandangan penulis karena diperagakan dengan lebih cepat oleh pemain-pemain seperti Roberto Carlos, Ronaldo Luiz da Lima dan Luis Figo yang dikontrol oleh Rhytme gaya permainan Zidane. Sepertinya Mourinho harus lebih banyak mempelajari filosofi dasar sepakbola Real Madrid, yaitu pertahanan terbaik adalah menyerang. Menunggu bukan solusi terbaik untuk menang. Dengan materi yang ada pada tubuh Madrid, sangat memalukan bila Mou masih merengek-rengek kepada wasit namun dengan menampilkan permainan layaknya tim pecundang! Sebagai Madridista, penulis malu sebetulnya menerima fakta ini, tapi untuk kemajuan penulis rela mengumbar kemaluan demi kejayaan tim kesayangan, Real Madrid.
Laga terdekat Real Madrid vs Barcelona adalah tanggal 14 Agustus ini. Tentunya ini menjadi ujian kelayakan Madrid menandingi Barcelona di tiga kompetisi musim depan. Penulis tentu saja berharap kemenangan bagi tim kesayangan, Real Madrid, berapapun skornya, dengan catatan tidak dengan hasil merengek pada wasit dan permainan menjemukannya.
HALA MADRID!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H