Penulis pada artikel ini mencoba untuk menjabarkan bagaimana gerakan islam transnasional memiliki peran penting dalam hubungan internasional. Selaras dengan artikel-artikel sebelumnya yang membahas terkait dengan demokrasi, gerakan-gerakan nasionalis dan gerakan-gerakan kemerdekaan. Isu gerakan Islam transnasional ini menjadi menarik untuk dikaji lebih dalam karena gerakan ini memeainkan peran penting di kancah internasional dan karena pengaruhnya mereka bisa berkembang dan memiliki pengikut di seluruh dunia.
Tiga karakteristik Utama GIT
Gerakan Islam transnasional memiliki tiga karaketeristik utama, yakni ideologis-politik, sosial-dakwah dan ekstrem-radikal. Pada artikel ini penulis hanya membahas tentang gerakan Islam transnasional ideologis-politis, merupakan organisasi atau kelompok yang menyebarkan dan menerapkan ideologi Islam di luar batas negara atau lintas batas negara, yang bertujuan untuk mempeengarahui kebijakan, pemerintahan dan masyarakat di berbagai negara.
Terdapat beberapa gerakan Islam transnasional yang terkenal seperti, The Moslem Brotherhood atau Ikhwanul Muslimin, Hizb ut-Tharir, Jamaat-e-Islami, Syiah dan Wahabisme. Kelima gerakan tersebut kiprah dan perannya sudah diakui oleh tokoh-tokoh elit atau pimpinan negara. Penulis hanya membahas gerakan Islam transnasional ideologis-politis wahabisme. Penulis membahas wahabisme karena wahabisme yang kita kenal di Indonesia kiprahnya hanya berfokus pada sosial-dakwah, padahal gerakan ini memiliki pengaruh di kancah internasional terkait dengan ideologis-politisnya.
GIT Ideologis-Politis Wahabisme
Wahabisme merupakan sebuah gerakan Islam transnasional yang bersifat ideologis dan politik, yang berakar pada ajaran Muhammad ibn Abd al-Wahhab, seorang ulama dari Najd, Arab Saudi, pada abad ke-18. Gerakan ini dikenal karena interpretasinya yang ketat terhadap Islam dan penolakannya terhadap praktik-praktik yang dianggap sebagai bid'ah (inovasi dalam agama) serta kepercayaan yang tidak sesuai dengan Islam murni sebagaimana dipahami oleh generasi pertama Muslim.
Wahabisme menjadi ideologi resmi Kerajaan Arab Saudi setelah aliansi antara keluarga Saud dan Muhammad ibn Abd al-Wahhab pada pertengahan abad ke-18. Aliansi ini membentuk dasar negara Saudi modern, di mana Wahabisme menjadi landasan hukum dan sosial, serta disebarkan melalui sistem pendidikan, dakwah, dan peran negara hingga saat ini.
Wahabisme telah menyebar ke seluruh dunia Muslim melalui berbagai saluran, termasuk misi dakwah, dukungan keuangan untuk pembangunan masjid dan sekolah, serta beasiswa pendidikan ke Arab Saudi. Kerajaan Saudi, terutama setelah lonjakan pendapatan minyak pada tahun 1970-an, telah menginvestasikan miliaran dolar dalam menyebarkan ajaran Wahabisme di seluruh dunia, dari Afrika hingga Asia Tenggara.
Wahabisme memiliki pengaruh yang signifikan di berbagai negara, terutama di wilayah seperti Pakistan, Afghanistan, Afrika Utara, dan Asia Tenggara. Gerakan ini sering kali berperan dalam radikalisasi individu atau kelompok yang kemudian terlibat dalam aksi kekerasan atau ekstremisme. Contoh terkenal dari pengaruh Wahabisme ialah Taliban di Afghanistan dan berbagai kelompok militan di Pakistan yang terinspirasi oleh ajaran ini.