Mohon tunggu...
mohamad sobari
mohamad sobari Mohon Tunggu... Bankir - Semangat tanpa lelah

Menatap Kedepan, Melangkah Maju.

Selanjutnya

Tutup

Money

SKK Migas Menuju Indonesia Bermartabat Dan Berdikari

29 Agustus 2015   09:18 Diperbarui: 29 Agustus 2015   09:18 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada kesempatan kali ini di siang menjelang sore jumat (28/8) pada jam 14.30 teman-teman Kompasiana merapat ke Wisma Mulia Gedung SKK Migas Lantai 9, Jalan Gatot Subroto, Jakarta untuk membahas "Kontribusi Sektor Hulu Migas Terhadap Indonesia". Seringkali kita masih terbelengu dengan SKK Migas yang berimage sedikit negatif tentunya kita semua harus tahu apa yang ada sesungguhnya. Peranan SKK Migas sangat penting untuk Bangsa dan Negara  sehingga perlunya intergritas bagi para karyawan SKK Migas. Pembahasan kali ini akan di moderatori oleh Wardah Fazrih dari Kompasiana.

Pembahasan kali ini disampaikan oleh Kepala Bagian Hubungan Masyarakat SKK Migas Elan Bintoro. Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) memiliki sejarah panjang di Indonesia. Sektor strategis ini memegang peranan vital dalam keberlanjutan pembangunan sejak Indonesia merdeka. Hingga sekarang, sektor hulu migas masih menjadi motor utama dalam menggerakkan pembangunan di tanah air.

Industri Migas adalah lokomotif migas Indonesia. Konsumsi migas sangat meningkat. Penggunaan migas sangatlah dibutuhkan hingga kini untuk pemanfaatan rumah tangga seperti listrik, pendingin udara dll. Tidak adanya hulu migas tentunya tidak terpenuhinya kebutuhan akan listrik oleh masyarakat

Pendapatan Rp.300 triliun pada tahun ini untuk pendapatan negara sehingga Migas merupakan pendapatan negara terbesar setelah pajak untuk masuk ke APBN.  Negara Indonesia sejak berdiri telah menjelaskan mengenai perekonomian kerakyatan  didalam UUD 45 Pasal 33 tentunya keberpihakkan kepada rakyat sangat utama.

Belakangan ini, tantangan lain yang dihadapi sektor hulu Migas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri adalah semakin besarnya ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM). Sementara produksi minyak dalam negeri tidak sebanding dengan konsumsi minyak yang terus menerus melonjak. Permintaan minyak dalam negeri semakin tinggi, cadangan minyak semakin berkurang menuntut pemerintah untuk melakukan impor padahal itu dapat mempengaruhi ketahan energi nasional. Untuk mengurangi kesenjangan antara produksi dan konsumsi minyak dalam negeri maka pemanfaatan energi alternatif di luar minyak perlu dioptimalkan.

Tenaga Kerja Indonesia yang terserap sangat banyak disamping itu beberapa Perusahaan untuk anjungan kapal untuk lepas pantai sudah dilakukan Indonesia. Teknologi sudah dikuasi oleh orang Indonesia sendiri. Negara tidak mungkin mengeluarkan  dengan biaya APBN untuk eksploitasi karena harganya sangat mahal dan belum tentu berhasil diketemukan cadangan minyak. Strategi untuk SKK Migas dengan pihak lain dengan memanfaatkan teknologi asing agar dapat juga dimanfaatkan oleh bangsa sendiri. Pemanfaat lainnya masih ada yang kurang sehingga sedikit demi sedikit harus dikuasai.

Sektor perbankan sangat berpotensi untuk meningkatkan devisa yang didapatkan pada saat Kontrak Kerja dengan perusahan asing, sehingga dana segar dapat masuk ke perbankan nasional dan juga dapat terpenuhinya devisi dari hasil ekspor.

Sorenya kita menuju ke ruang ERC (Emergency Response Center) bertemu dengan para staff pada gedung yang berbeda di lantai 35 Wisma Mulia dimana kita melihat ruang khusus dimana diantaranya adanya meja meeting dan beberapa monitor besar. Dalam perjelaasannya bahwa ruang tersebut digunakan pada saat darurat dan dapat terhubung kebeberapa instansi baik pemerintah maupun militer.  Sebuah kejadian mogok kerja dilapangan misalkan dapat dilakukan oleh K3S langsung. Banyak yang kita tidak ketahui tetapi dengan kunjungan ini banyak manfaat yang dapat diambil. SKK Migas menuju Indonesia bermartabat, menjadikan Indonesia yang bermandiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun