Mohon tunggu...
mohamad sobari
mohamad sobari Mohon Tunggu... Bankir - Semangat tanpa lelah

Menatap Kedepan, Melangkah Maju.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manajemen PT KCJ dan Komunitas KRL Kopdar di Depo Depok

1 Februari 2016   06:17 Diperbarui: 3 Februari 2016   07:04 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Manajemen PT KCJ dan Komunitas KRL Kopdar di Depo Depok | Dok. PT. KCJ"][/caption]Stasiun Depok yang menjadi destinasi untuk acara ngumpul bareng ke Depo Depok pada hari Sabtu (30/1). Dengan menggunakan KRL KLB pada jam 9 pagi di jalur 4, terkumpul dengan berbagai komunitas dari berbagai jalur seperti KRLmania, Jalur Bekasi (JB), Jalur Serpong (JS), Jalur Depok Bogor (JDB), Jalur Duri Tangerang (JDT), Edan Sepur, RD1, ClicKompasiana, DaruStation, Tigaraksa, Aspeka, Edan Sepur, Railfans dan lain-lain.

Perjalanan dari Stasiun Depok menuju Depo Depok sekitarnya 10 menit. Tentunya perjalanan ini menjadi sesuatu yang pertama saya alami, karena dari tempat inilah seluruh KRL Jabodetabek dilakukan perawatan. Dengan berkumpul di Aula, Depo Depok menjadi tempat kumpulnya para undangan acara "Customer Gathering PT KCJ 2016 Ngumpul Bareng Di Depo".

Dipandu oleh Mas Akbar dan Mas Yudi untuk mengatur acara tersebut dan dibuka oleh Mega Rusiadi, VP Pelayanan PT KCJ dengan menceritakan pengalaman tentang perjalanan KRL yang semakin banyak dengan gangguan yang semakin berkurang. Pentingnya acara ini menjadi moment terbaik agar adanya kebersamaan antara manajemen PT KCJ dan para komunitas KRL ini, sehingga adanya pemahaman agar peran yang baik untuk kedua belah pihak.

John Robertho, Direktur Teknis PT KCJ melanjutkan tentang kinerja angkutan penumpang berbagai masalah seperti penerangan, persentase volume penumpang tiap lintas. Penumpang terbanyak adalah jalur Bogor dan jalur Bekasi. Stanformasi (SF) 10 dan Stanformasi (SF) 12 merupakan perpanjangan rangkaian menjadi 10 gerbong dan 12 gerbong. Perpanjangan relasi hingga Jalur Nambo dan Tanjung Priok. Jalur Nambo dengan jumlah penumpang masih sekitar 400 penumpang dan akan diusahakan untuk pembukaan Stasiun Pondok Rajeg.

Perpanjangan Peron dan pembangunan kanopi. Peningkatan fasilitas dan mushola, revitaslisasi crossing Stasiun. Pengadaan sarana dan kekuatan armada. Lost and found, yakni barang yang hilang dan kembali menjadi hal yang utama. Layanan berbasis teknologi informasi. Seperti Aplikasi KRL access. Sebagai alat teknis cek posisi real time KRL, jadwal dan rute KRL. Layanan berbasis teknologi informasi, berupa papan pelayanan. Commuter Vending Mechine telah terpasang 28 buah dibeberapa stasiun dan pada akhir tahun ini.

Integrasi antarmoda, usulan penataan akses dari dan ke stasiun untuk mendukung intergrasi armada di sekitar stasiun seperti di Stasiun Tebet, pihak PT KCJ telah bekerjasama dengan Pemda DKI Jakarta agar tersedia bus feeder Transjakarta. Berkurangnya gangguan perjalanan KRL menjadi statistik menurun hingga Jul - Okt 2015. Modifikasi sistem pendingan udara dengan melakukan berbagai upaya agar pengguna KRL lebih nyaman dalam perjalanan.

Dibagian lapangan kita bertemu dengan teknisi, Siswanto untuk menjelaskan secara langsung ke bagian perawatan dan bengkel KRL. Dibantu oleh rekannya, Subiyanto melakukan survey kelapangan dengan melihat langsung proses perawatan yang dilakukan setiap hari sebanyak 124 KRL dilakukan pengecekkan selama 24 jam.

Selanjutnya melakukan pengecekkan kebagian lain dimana roda-roda kereta sebagai spare part dan banyak lagi bagian lain yang dilakukan dengan seksama. Menurut Subiyanto, di bagian ini terdapat sekitar 100 orang yang bekerja sebagai teknisi dan memelihara semua kereta. Selanjutnya menuju ke bagian belakang terdapat bangkai kereta yang sudah tidak terpakai lagi. Dari sinilah akhir kita berkeliling di depo KRL dan masih banyak lagi ilmu yang didapat dan rumitnya proses perawatan yang dilakukan oleh PT KCJ.

Saat berkeliling ini bersama Pak Siswanto, sempat saya ngobrol pengalamannya. Menurut beliau, sebelum menjadi teknisi biasanya pernah menjadi masinis di kereta, dan menceritakan panasnya depo depok ini pada siang hari bukan berarti tubuh kita bisa hitam tetapi dengan air tanah yang bagus di daerah depok ini kekuatiran itu tidak menjadi masalah. Selanjutnya Pak Siswanto bercerita bahwa Depo KRL Depok ini merupakan terbesar di Asia Tenggara dengan luas hampir 20 hektar. Dahulu depo ini dikuasai oleh PT KAI Daop 1, namun seiring waktu tanggungjawab penuh diserahkan oleh PT KCJ dengan penyetaraan jabatan di instansi BUMN ini.

Tidak itu saya dalam acara ini juga terlihat Ella Herlia, Unit Pelayanan PT KCJ dan Eva Chairunisa. Serta Mas Adli, Unit Komunikasi Perusahaan yang mendukung kegiatan ngumpul bareng ini. Seru bangeet disisipin oleh iringan musik dari sebuah band dan juga ada pengundian hadiah para peserta. Pastinya acara ini berjalan dengan baik. Dan juga saya tidak ketinggalan saya untuk mempromosikan ClicKompasiana (Commuterline Community of Kompasiana) sehingga para komunitas dapat turut mempublikasikan kegiatan mereka didalam blog kompasianer tentunya harus memiliki alamat email terlebih dahulu untuk pendaftarannya.

Komunitas KRL kumpul bareng di Depo Depok bersama Manajemen PT KCJ dan bersiap-siap berakhir dengan menunggu KRL KLB ke Stasiun Depok pada jam 14.30. "Tak kenal maka tak sayang". Itulah peribahasa yang berarti kita akan lebih mengenal jika kita tahu lebih dekat, apa yang sesungguhnya dilakukan oleh operator KRL Jabodetabek dengan dekat melalui kunjungan ke depo KRL Depok. Seperti janji yang di utarakan oleh manajemen PT KCJ, jika ada kesempatan waktu tentunya kita semua akan diajak ke Kota Ambarawa, Jawa Tengah untuk menyaksikan secara langsung Museum Kereta Api yakni sebuah stasiun kereta api yang telah dialihfungsikan menjadi sebuah museum. Semoga dengan pertemuan ini akan menjadi sebuah pemahaman yang baik agar bersama-sama kita memajukan perkeretaapian Indonesia dan KRL sebagai the Best Choice for Urban Transport.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun