Mohon tunggu...
mohamad sobari
mohamad sobari Mohon Tunggu... Bankir - Semangat tanpa lelah

Menatap Kedepan, Melangkah Maju.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

KCL, Alternatif Terbaik Buat Penggunanya

2 Desember 2015   08:07 Diperbarui: 2 Desember 2015   08:21 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar kata KCL, orang akan tertuju pada sebuah transportasi masal, murah dan cepat. Istilah KCL akan menjadi kata-kata solusi bagi sebuah kemajuan buat penggunanya diseputar ibukota Jakarta. KCL yang berarti Kereta Commuter Line adalah sarana yang 5 tahun lalu bernama KRL (Kereta Rel Listrik), kereta ini menjadi handalan, namun saat itu masih kurang pelayanannya dari berbagai segi sudut pandang.

Untuk tahun sebelum tahun 2012, masyarakat lintas maja juga hanya mengandalkan KRD (Kereta Api Diesel) dimana lokomotif berbahan solar yang mengebul asap hitam berpolusi udara dibagian depannya dan suara mesin yang berisik untuk tujuan Tanah Abang - Rangkasbitung. Siapapun boleh naik dimanapun tempatnya baik di pintu-pintu maupun diatap, apalagi di lokomotifnya dan banyak yang tak berbayar.

Perubahan cara pandang ini harus dirubah dengan kehadiran PT KCJ sejak 7 tahun lalu sedikit demi sedikit jalur greenline atau jalur lintas barat dengan stasiun utamanya di Serpong, Parungpanjang dan Rangkasbitung, mulai berbenah diri melakukan revitalisasi pembangunan stasiun. Kurung waktu 5 tahun mulai banyak perubahan dimulai dari peresmian jalur ganda Tanah Abang - Serpong pada tahun 2013 dan selanjutnya kehadiran KCL Jalur Maja menjadi sesuatu hanyalan yang menjadi sebuah kenyataan dan merupakan Best Choice for Urban Transport.

Meskipun berbagai aksi demo yang terjadi saat peralihan dari KRD ke KCL selalu mewarnai kehidupan masyarakat di lintas barat pada sekitar tahun 2012 - 2013, namun ketidak mengertian ini harus senantiasa di sampaikan oleh kita semua sebagai bagian peran aktif masyarakat yang tercantum dalam UU Perkeretaapian No.28 Tahun 2007. Revitalisasi beberapa stasiun yang dilakukan Satker Dirjen KA sebagai tempat persinggahan KCL menjadi dukungan yang sangat berarti untuk mengarahkan masyarakat yang manusiawi dan beradab.

KCL Jalur Maja tempat dimana saya gunakan sebagai penumpang di Stasiun Daru menjadi sebuah perubahan menuju bangsa yang modern dengan fasilitas yang sedikit demi sedikit mulai berubah. Memang sebelum berbicara mengenal sisi lain KCL, saya hadirkan keadaannya sebelum naik KCL agar saat didalam KCL penggunanya menjadi tertib, teratur dan aman sebagai bentuk Cinta KRL.

Sekarang semua merasakan betapa nikmatnya menggunakan KCL dibandingkan moda transportasi lain. Jika kita pikirkan kalau menggunakan mobil dan motor, kita akan menyiapkan sejumlah uang untuk bahan bakar, biaya tol dan keperluan lainnya, sekarang hanya cukup diparkirkan di stasiun keberangkatan. Juga akibat banyak mobil dan motor menjadikan ibukota Jakarta tempat kita mencari nafkah menjadi padat merayap dan polusi udara dimana-mana.

Yuuk..kita bandingkan dengan modal transportasi lain, saat ini KCL menjadi transportasi publik yang sangat digemari oleh penggunanya. Disamping nyaman, tentunya KCL lebih cepat menuju ke tempat tujuan kita tanpa harus macet di jalan raya. Tapi saya sangat mengharapkan dukungan dari semua Pemerintah Daerah (Pemda) di tempat stasiun tujuan untuk menata jalan pendistrian dan bus feeder sebagai penghubung transportasi ke tempat kerja agar tidak menjadi timbul masalah sosial lainnya.

Kualitas pelayanan KCL yang melayani masyarakat Jabodetabek semakin membuat daerah lain tergiur untuk mengikuti jejak anak perusahaan PT KAI untuk ikut serta menjadi solusi masa depan buat kotanya. Disamping itu PT KCJ selalu memberikan informasi-informasi pelayanan dengan juga memberikan ruang publik komersial di sisi depan dan dalam KCL, untuk turut berpartisipasi mendukung transportasi KCL. Saya kadang baru mengenal sesuatu informasi saat melihat rangkaian KCL baik diluar maupun didalamnya dengan berbagai tempelan yang tertata rapih dan juga ada televisi komersial yang menyebarkan informasi lainnya. Semua tergantung cara pandang kita melihat sesuatunya. Yang pasti KCL akan mengantarkan tujuan stasiun yang akan kita tuju.

Nampaknya perubahan budaya juga terjadi di KCL, semakin banyak peraturan, tata tertib dan himbauan yang harus diikuti oleh penggunanya menjadikan sarana transportasi publik ini menjadi pilihan bagi seluruh warga masyarakat tidak kecuali warga negara asing dari berbagai negara untuk memanfaatkan KCL untuk menuju tujuannya. Masyarakat kita memang sekarang sudah bergeser dan mendapatkan informasi dengan hanya handphone di tangannya sehingga dapat mengetahui informasi yang diinginkan begitu juga informasi mengenai perjalanan KCL.

Memang perkembangan teknologi menjadi pilihan PT KCJ selaku operator KCL memanfaatkan melalui media sosial yang ada baik twiteer, facebook dan instagram serta masih banyak lagi sistem aplikasi yang mendukung pelayanan KCL. Terkadang kita harus memilih alternatif lain disaat KCL mengalami gangguan dan banyaknya komunitas pengguna KCL menjadikan kita memanfaatkan jaringan pertemanan untuk mengganti modal transportasi yang lain dengan biaya murah dan bersama-sama misalnya menggunakan angkutan sewaan ataupun taxi.

Kita harus senantiasa bersyukur dan harus mendukung kehadiran KCL ditengah-tengah keterbatasan pelayanan pada moda transportasi publik yang lain. Terkadang oknum pengguna KCL masih tidak menggunakan tiket yang disarankan oleh pengelolah seperti KMT (Kartu Multi Trip) atau Kartu THB (Tarif Harian Berjamin) serta banyak lagi kartu tunai dari bank penerbit lainnya. Kemudahan inilah yang menjadi kenyamanan buat penggunanya tanpa harus mengantri panjang di loket stasiun, tetapi itu kembali ke pilihan konsumen. Konsumen yang bijak akan memilih yang terbaik buat dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun