Ketika menanti KCL (Kereta Commuter Line) Jatinegara terakhir pada jam 23.00 di Stasiun Sudirman pada malam Kamis (14/10/2015) untuk transit di Stasiun Tanah Abang dan melanjutkan KCL Parungpanjang menuju Stasiun Serpong. Suasana malam ini tidak terlalu ramai seperti malam-malam sebelumnya karena libur nasional peringatan Tahun Baru Islam, 1 Muharam 1437 Hijriah.
Tempat sampah yang ada sebelumnya hanya mempunyai satu pilihan yang bercampur dengan barang-barang lainnya baik yang bisa didaur ulang maupun yang tidak dapat didaur ulang. Namun kali ini tempat sampah yang baru ada sekarang telah tersedia untuk dua jenis sampah serta tersedia diatasnya untuk sampah kecil seperti abu rokok, mungkin kalau engga salah bisa disebut asbak rokok. Tapi untuk yang satu ini tidak mungkin ada sampahnya karena larangan merokok di areal stasiun sudah sangat ketat diberlakukan, meskipun begitu Indomart dan Alfamart di stasiun tetap saja menjual jenis barang larangan tersebut.
Tidak banyak orang yang menunggu diperon ini, tetapi ada seorang wanita yang sedang duduk dikursi sambil makan dari makanan cepat saji yang tersedia di Sevel (Seven Eleven) yang berada tepat disebelah peron jalur 1. Dengan lahapnya menyantap makanan tersebut tanpa sedikit untuk memperhatikan sekitarnya. Tak berapa lama setelah selesai makan dan minum lalu membuang sampah yang ada tersebut ke tempat sampah. Memang sudah syukur, ia membuang sampah pada tempatnya. Kadangkala ada juga yang meninggalkan di kursi tunggu di peron dan juga meninggalkan sisa-sisa makanan yang ada disekitarnya.
Menurut informasi bahwa petugas kebersihan saat berada di stasiun juga tidak mengenal perbedaan jenis sampah tersebut karena ketika sampah-sampah itu dikumpulkan kembali dicampur menyatu dengan sampah-sampah yang lainnya untuk dibuang ke truk sampah yang dikelolah oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta. Artinya semua dari bawah sampai keatas tidak pernah mau belajar dari petunjuk-petunjuk yang ada di tempat sampah ini. Perlu juga niih.... Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyediakan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah khusus untuk 3 jenis sampah yakni Organik, Anorganik dan Kimia baik yang bisa didaur ulang maupun tidak agar masyarakat paham tujuan akhirnya.
Memang butuh proses akan tetapi pemerintah haruslah senantiasa mensosialisasikan kemasyarakat untuk melakukan pemilihan sampah sejak awal, sehingga barang-barang yang akan dibuang akan bisa dimanfaatkan kembali. Jadi pemulung itu juga sebagai pahlawan kebersihan, bahkan dia lebih paham akan petunjuk-petunjuk yang ada di tempat sampah meskipun juga seringkali mengacak ngacak sampah yang akhirnya juga bercampur jadi satu.
Satu contoh dari sebuah stasiun yang berada dipusat kota Jakarta yang berada di Jalan jenderal Sudirman, Jakarta. Masih banyak lagi stasiun-stasiun di Jabodetabek bahkan hampir seluruh stasiun sudah menata kebersihannya dengan baik. PT KAI selaku pegelolahan stasiun dan PT KCJ sebagai operator KCL adalah perusahaan negara dibidang perkeretaapian terus menerus melakukan perubahan budaya ke masyarakat agar selalu disiplin, tertib dan teratur serta selalu menjaga kebersihan baik di stasiun maupun di kereta. Sekali lagi, Yuukk...Belajar dari Tempat Sampah di Stasiun Sudirman.
*) Sumber Gambar: Dok. Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H