malam..kali ini rasanya senang sekali bisa menulis lagi, setelah setahun lebih tidak masuk dalam kegiatan menulis yang akan di publish. saya ingin bercerita mengenai sedikit perjalanan atau bagian perjalanan sebagai manusia, tak pernah terpikir oleh ku saya menyimpan kemarahan ku untuk meningkatkan kualitas ku, namun rasanya itu sudah ada di tempat yang ku inginkan, rasa marah ku tak begitu berarti bila di kejar dan menjadi prioritas pandangan hidup.
rasa dingin di rumah ini yang bertempat di bawah gunung manglayang membawakan ku pada satu alasan yaitu hidup lebih manusiawi, saya baru menemukan bagaimana caranya hidup dengan sense humanisme, telat?mungkin, saya berada di kesibukan yang di dasarkan ambisius tanpa memperdulikan kehidupan lain. ketika hijrah saya mengalami perubahan mental yang tidak mudah sebagai perempuan. penataan secara manajemen diterapkan untuk menolong hidup kami di luar sini.Â
alasan berbagai alasan untuk hadir lagi sebagai manusia yang memiliki karakter eksistensi, perlahan di jumpai disini, rasa syukur pun menjadi catatan penting ketika kondisi mulai berpihak pada saya. berbagai cerita manusia dalam menjalani hidup, sadar semuamanusiamenemui masa-masa sulit untuk menaikan derajat manusia.Â
kali ini saya sadar rasa amarah memang bisa di pindahkan pada sebuah ambisi prestasi, namun marah yang di pendam tidak membuat sehat secara batin. sekian..happy good night. always remember Allah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H