Mohon tunggu...
Ms Maratu
Ms Maratu Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Nama maratu saya ambil dari nama belakang putri saya. Mencoba terus menulis, biarkan teks ini menjadi bagian untaian tulisan yang bersifat ungkapan ekspresi. Berkorelasi dengan sesuatu yang ingin di ungkap dari pengalaman pribadi yang bersifat subjektif. Kesimpulan akhir adalah untuk mengenal varian ekspresi manusia, berangkat dari keinginan ingin menjadi dosen.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Alunan

5 September 2014   18:28 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:32 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melewati ini semua bagaimana caranya, berbagai macam opini menjadikan ku dan menegaskan ku bahwa manusia seluruhnya makhluk behavioristik. Ahh, sudahlah aku hanya menghilangkan sejenak perasaan ku, seolah-seolah opini menjadi alunan hidup ku.
Terjawab sudah, apa yang kurasa “diam” membuatkan lebih menikmati alunan opini itu, senyum ku mampu menjawab kebodohan. Saya mengira manusia yang terpilih adalah yang baik, namun mereka tidak tahu mau kemana, akhir jaman hanya menjadi lelucon sesaat. Tak ada kata takut untuk menyakiti, semua tertimbun hati iri dan benci, semua menikmati masa itu.
Pilihan akan membuat manusia tak punya pendirian, sebuah keputusan besar yang ada di ranah baik dan cerdas menjadikan hal yang bisa di lemparkan pada masa berikutnya. Tidak ada manusia seperti sifat Tuhan mereka ada untuk mengisi bumi saja, tidak punya kekuatan seperti Tuhan.
Berani adalah tujuan awal untuk melewati nya, tak memahami berarti ku berada di ranah benar, tak bertindak berarti ku tidak peduli . Petunjuk hingga saran merupakan warning awal dalam bertindak. Lihat, rasakan dan pikirkan untuk di cerna, semua itu diberi waktu. Berani mengambil keputusan dan berani diam merupakan tindakan yang hebat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun