Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk 254,9 juta jiwa terdiri dari beragam suku, budaya, etnis dan agama. Ada pandangan perbedaan antara rakyat Indonesia yang menyebut diri mereka pribumi, dengan rakyat Indonesia turunan etnis Tionghoa. Perbedaan ini dibesar-besarkan oleh beberapa oknum tidak bertanggung jawab mulai dari perbedaan fisik, perbedaan kultur, sampai pada perbedaan agama.
Namun, tahukah Anda bahwa masyarakat Tionghoa memiliki peranan penting dalam perjalanan bangsa Indonesia? Siapa sajakah etnis Tionghoa yang mempunyai andil besar dan pembawa perubahan yang signifikan di Indonesia ini?
Soe Hok Gie (1942-1969)
Siapa yang tidak kenal dengan aktivis diangkatan 66 ini. Soe Hok Gie, pada zamannya adalah mahasiswa penggiat perubahan. Walaupun tidak memimpin secara langsung, tetapi sebagai konseptor, ia paham betul bagaimana seharusnya kemana arah perubahan tersebut. Sampai pada tahun 1966, Gie melalui aksi nyata dan tulisannya di media massa ikut mendorong perubahan sosial politik pada saat ia masih mahasiswa. Gie dan angkatan 66 punya andil besar dalam membentuk sistem pemerintahan orde baru dan menggantikan sistem orde lama.
Susi Susanti
Dialah Living legend pebulu tangkis Indonesia yang berhasil menggebrak kompetisi tingkat dunia dan bahkan dalam kelas tunggal putri, belum ada sosok yang menggantikannya. Rentetan prestasi yang diraihnya membuat namanya selalu dikenang di olahraga bulu tangkis Indonesia. Mulai dari juara 4 kali juara All England, juara dunia World Championship, medali perunggu Olimpiade Atlanta, medali emas Olimpiade Barcelona dan berbagai prestasi lainnya. Ia juga mendapatkan penghargaan Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama.
Yohannes Christian John
Chris John mencatatkan rekor sebagai juara dunia kelas bulu pertama yang berasal dari Indonesia, mencatatkan rekor sebagai petinju kedua terlama yang menjadi juara dunia kelas bulu sepanjang masa, serta mencatatkan rekor sebagai peringkat kedua dalam daftar petinju yang paling sering mempertahankan gelar juara dunia kelas bulu sepanjang masa. Ia tercatat sebagai petinju Indonesia kelima yang berhasil meraih gelar juara dunia, setelah Ellyas Pical, Nico Thomas, Ajib Albarado dan Suwito Lagola.
Robert Budi Hartono
Ia merupakan anak kedua dari pendiri perusahaan Djarum yaitu Oei Wie Gwan. Robert Budi Hartono dengan Group Djarum yang dipimpinnya pun melebarkan sayap ke banyak sektor antara lain perbankan, properti, agrobisnis, elektronik dan multimedia. Robert sangat menyukai olahraga bulu tangkis yang bermula dari sekadar hobi lalu mendirikan PB Djarum pada tahun 1969. Salah satu pemain bulu tangkis yang berasal dari PB Djarum adalah Liem Swie King, yang terkenal dengan julukan “King Smash”.
Sukanto Tanoto