Sepanjang perjalan hidup, perempuan akan selalu merasakan sesuatu dalam hati. Hati mereka akan selalu lebih aktif bekerja daripada isi kepalanya.
Kenyataan pahitnya, menjadi perempuan akan dapat merusak ketentraman manusia lainnya apabila ia gagal mengendalikan perasaannya, sebab itu menjadi perempuan harus selalu belajar mengendalikan isi hatinya. Ada banyak hal-hal yang timbul dalam perasaan yang mungkin itu beririsan dengan rasa manusia lainnya. Sesaat setelahnya, mereka kemudian harus mengambil kendali apakah harus tetap mengikuti isi hati atau berjalan sesuai yang seharusnya sebagai makhluk yang harus memiliki rasa empati.
Beberapa orang mungkin bisa memahami, tapi sebagian besar lagi tidak. Ada beberapa perempuan yang memiliki tingkat sensitivitas lebih tinggi dari manusia lainnya. Mereka ini butuh upaya lebih besar untuk memfungsikan logikanya agar bertindak seperti seharusnya.
Beberapa perempuan mungkin gagal, tapi tidak jarang juga mereka berhasil mendidik hati agar tidak selalu terbawa arus perasaan.
Tidak semua rasa harus dikata, kalimat itu yang harus selalu ditanamkan dalam kepala. Bahwa kamu mungkin bisa mencintai manusia lain yang tidak memiliki potensi untuk bisa menjadikanmu miliknya. Atau kondisi lainnya, kamu mungkin menyadari bahwa seseorang yang kamu cintai mulai melakukan hal-hal yang mengusik isi hatimu.Â
Komunikasi memang penting, tapi menyadari tepat atau tidaknya hal itu untuk diungkapkan sesuai waktu dan tempatnya itu lebih penting.
Ketepatan itu tidak akan dapat terjadi apabila mereka tidak benar-benar tau apa yang menjadi tujuan. Setiap perasaan akan hadir untuk menggoda bahkan menggoyahkan rencana-rencana mereka untuk sampai pada tujuan yang seharusnya. Mudah sekali setan memasukkan perasaan dalam hati, menggoda mereka dengan menganggap bahwa yang muncul disana itu sebuah ketulusan. Padahal, bisa saja tidak, karena tidak ada tulus yang akhirnya justru melukai orang lain bukan?
Sebagai manusia perasa, apa yang harus dilakukan saat perasaan tak tepat waktu dan tempat itu tiba-tiba hadir menyiksa. Berhenti sebentar, renungkan. Adakah yang salah dari perasaan itu? Tidak ada yang salah dari perasaan, yang salah adalah ekspresi dari perasaan seringkali tidak tepat.Â
Allah, jaga ksmi, perempuan-perempuan yang harus selalu berperang dengan perasaan ini. Mampukan kami menggunakan fitrah yang ada ini hanya pada hal-hal yang membawa kebaikan. Bukan justru merusak diri kami...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H