Merdeka Belajar untuk Kebaikan Bersama

Dulu, waktu sekolah kita sering mengira bahwa belajar itu cukup hanya sampai selesai SD-SMP-SMA, syukur-syukur bisa sampai kuliah. Setelah melewati berbagai proses pembelajaran hingga perkuliahan, saya mengerti bahwa belajar itu bisa dimana

saja, kapan saja, dan apa saja. Seperti misalnya kita belajar komputer, kita tak mesti belajar di pendidikan formal, kita bisa belajar melalui lembaga kursus, belajar dengan teman, belajar dengan saudara atau belajar mandiri secara otodidak dengan sumber belajar yang bisa kita temui dimana saja. Artinya, belajar itu bisa dengan siapa saja.

Kita tahu bahwa proses belajar itu tak bisa kita lewatkan begitu saja. Banyak hal yang mesti kita lakukan, mulai dari perencanaan pembelajaran, pembuatan media belajar, proses pembelajaran di kelas, dan evaluasi. Ada hal yang sangat menyenangkan

dalam kegiatan belajar di tahun ini, dimana tahun ini kita mulai diperkenalkan dengan satu kurikulum baru yang namanya kurikulum Merdeka. Tujuan dari kurikulum ini tidak lain adalah untuk memerdekakan guru dan siswanya. kita tak hanya belajar dengan satu sumber, tapi kita bisa belajar dari banyak sumber. berapapun usia kita saat ini, kita tak perlu menyerah begitu saja, karena kita masih punya kesempatan untuk belajar. penerapan kurikulum Merdeka di sekolah-sekolah memberikan dampak dan respon positif dari berbagai kalangan. saya sendiri merasakan betapa menyenangkannya menjadi guru saat ini. Kita bisa melakukan pembelajaran di kelas dengan metode dan cara yang sudah kita sesuaikan dengan kondisi anak dan lingkungan setempat.

Belajar itu bisa dalam bentuk apa saja. Dulu, kita sekolah hanya mengandalkan pengetahuan yang disampaikan oleh guru kepada siswa di sekolah. Namun, di kurikulum merdeka, siswa diberikan kesempatan dan kebebasan untuk mempelajari hal-hal apa

saja yang bisa membantu mereka dalam meningkatkan kompetensi dan kemampuan beradaptasi mereka. Tak hanya pelajaran wajib seperti bahasa Indonesia, Matematika,IPA, IPS, dan pelajaran lainnya, siswa juga bisa belajar sesuatu yang bisa meningkatkan kemampuan bertahan hidup. Salah satu contohnya, siswa bisa membuat hal menarik, seperti kotak pensil dari karton bekas, menjahit, melukis, dan lain sebagainya.

Belajar itu bisa kapan saja. Kita sering berpikir bahwa belajar itu hanya saat kita sekolah saja, ternyata tidak. Belajar itu tak terbatas ruang dan waktu. Seperti yang saat ini saya lakukan. Saya seorang guru, sebelum memulai kelas saya mesti belajar dahulu seperti apa metode dan media yang akan saya sampaikan kepada siswa. Contoh lainnya adalah kita lihat, ada tukang bakso ya kan? Mereka menjual bakso yang enak, tidak langsung enak rasa baksonya. Mereka mesti belajar dulu bagaimana membuat bakso yang tepat dan tentunya enak. Dari sini kita tahu, bahwa segala sesuatu di kehidupan kita bisa kita lakukan hanya dengan belajar.

Terakhir, ada niat, ada ikhtiar, do'a dan tawakal. Kita sudah melakukan proses  pembelajaran yang kita inginkan, tapi ingatlah untuk selalu berdo'a dan lakukan proses  pembelajaran itu dengan ikhlas. Setiap proses itu selalu memiliki makna penting dalam kehidupan. Kita meyakini bahwa sesuatu yang dimulai dari hal-hal baik akan menghasil sesuatu yang baik pula. Tetap semangat belajar dan menjadi pribadi yang baik. Semoga dengan kita melakukan perubahan dalam belajar, kita akan menjadi semakin lebih baik, baik dalam kehidupan pribadi bermasyarakat, dan bernegara. Ayo jadi Guru Merdeka, buatlah siswa kita Merdeka dalam belajar.