Mohon tunggu...
M Sani Ismail
M Sani Ismail Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Halo, nama saya M. Sani Ismail, berasal dari Cianjur, Jawa Barat. Saya merupakan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, program studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Saya tertarik dalam bidang penulisan karena melalui perantara tulisan, kita bisa berkomunikasi dengan orang meskipun tanpa menggunakan suara. Seperti kata Pramoedya Ananda Toer, menulis adalah bekerja untuk keabadian. Ketika saya masih SMA, saya sama sekali tidak mendalami ilmu penulisan. Namun, saat saya menjadi mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya mulai menyadari bahwa memiliki kemampuan dalam bidang penulisan itu sangatlah penting, apalagi setelah kelas perdana mata kuliah Bahasa Indonesia. Sangat penting, setiap peradaban yang berkuasa pada suatu masa, mereka selalu meninggalkan manuskrip. Contohnya, peradaban Yunani kuno, peradaban Arab kuno, dan peradaban Eropa masa kini. Oleh karena itu, saya, sebagai mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ingin menyalurkan tulisan-tulisan saya di Kompasiana. Karena menurut saya, Kompasiana merupakan tempat yang cocok bagi orang seperti saya yang masih harus banyak belajar tentang dunia penulisan. Harapannya, tulisan saya dapat bermanfaat bagi evaluasi diri pribadi dan dapat bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Film

Recap Ted Lasso Season 1

17 September 2023   08:05 Diperbarui: 17 September 2023   08:10 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Ted Lasso merupakan sebuah seri Apple TV yang berasal dari Inggris. Ted Lasso menceritakan tentang seorang pelatih American Football yang dipekerjakan oleh klub Inggris, AFC Richmond, yang bermain di divisi teratas sepakbola Inggris yang disebut Premier League.

Pada awalnya, karakter utama bernama Ted Lasso. Ted Lasso adalah seorang pelatih American football tingkat amatir, atau dalam bahasa Indonesia, "tarkam." Bersama klub amatirnya, dia sukses meraih kejuaraan tingkat regional.

Sepakbola di Amerika dan di Inggris adalah dua hal yang sangat berbeda. Terlepas dari kesamaan nama, sepakbola di Inggris dimainkan dengan kaki secara keseluruhan dan menekankan pada kemampuan kelincahan. Sementara itu, sepakbola di Amerika dimainkan dengan tangan dan mengandalkan kekuatan fisik.

Muncul pertanyaan, mengapa seorang pelatih dari olahraga yang berbeda dapat melatih klub amatir dan dipekerjakan oleh tim divisi teratas Premier League sebagai pelatih utama? Jawabannya terletak pada manajemen.

Manajemen AFC Richmond (tim divisi teratas Premier League) dipimpin oleh Rebecca Rupert. Rebecca Rupert adalah mantan istri dari Rupert, yang kemudian bercerai. Awalnya, Rupert adalah manajer AFC Richmond sebelum menyerahkan jabatannya kepada mantan istrinya setelah perceraian mereka. Dia sangat mencintai klub tersebut sejak usia kecil. Darah AFC Richmond mengalir dalam diri Rupert sepanjang hidupnya.

Namun, setelah Rebecca dan Rupert berpisah, Rebecca mengambil alih posisi manajer. Dari sinilah cerita menjadi menarik. Rebecca, yang sudah bercerai dari Rupert, merasa tidak senang dengan perilaku Rupert. Dia berniat untuk menghancurkan hati Rupert yang sangat mencintai AFC Richmond dengan menghancurkan klub itu sendiri. Karena niat itu, Rebecca merekrut Ted Lasso, yang tidak memiliki pengalaman dalam melatih sepakbola Inggris.

Singkat cerita, Ted Lasso tiba di Inggris dengan asisten pelatihnya yang dikenal sebagai Coach Beard. Kedatangan mereka tidak disambut baik oleh para pendukung, bahkan mereka diolok-olok dengan panggilan "wanker" yang berarti "bajingan." Pendukung sangat kecewa dengan keputusan manajemen yang mengontrak seseorang yang asing dalam sepakbola Inggris untuk menjadi pelatih mereka.

Posisi AFC Richmond saat itu berada di posisi akhir klasemen. Para pemain membutuhkan sosok yang dapat mengembalikan semangat tim yang sedang terpuruk akibat dipecatnya pelatih berpengalaman dalam sepakbola Inggris. Situasi dalam ruang ganti pemain berantakan, tanpa kepemimpinan, dan lesu. Inilah yang ingin diperbaiki oleh Ted. Dia berusaha untuk membangkitkan semangat pemain dengan satu kata, yaitu "percaya." Namun, dalam 1-2 bulan, AFC Richmond mengalami delapan kekalahan beruntun.

Di sisi lain, rencana Rebecca dapat dikatakan berhasil karena telah menjatuhkan AFC Richmond ke dalam keadaan terpuruk. Tetapi, Ted bukanlah tipe orang yang mudah menyerah. Dia tetap memegang prinsipnya, yaitu "percaya," bahwa semua pemain harus percaya pada diri mereka sendiri, sekalipun mereka bermain buruk.

Akhirnya, secara perlahan-lahan, AFC Richmond mulai mencapai hasil positif berkat peran Ted Lasso dalam memperbaiki mental pemain dengan kata "percaya." Semangat mulai berkobar kembali dalam diri semua pemain, pendukung mulai menghargai Ted Lasso, dan tampaknya rencana Rebecca terlihat gagal.

Singkat cerita, AFC Richmond menghadapi pertandingan terakhir mereka melawan juara bertahan, Manchester City. Pertandingan tersebut sangat berat dan tampaknya mustahil. Hasilnya sudah dapat ditebak, AFC Richmond mengalami kekalahan dan harus terdegradasi ke divisi 2 untuk musim berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun