Selama ini anarkisme selalu dikaitkan dengan kekerasan. Contohlah, kasus FPI-Ahmadiyah yang terjadi beberapa waktu lalu. Kata anarki, anarkis dan anarkisme pun mencuat kembali. Saya tadinya mengira bahwa ketiga kata yang berkaitan tersebut adalah tindakan kekerasan. Namun, setelah beberapa orang memprotes kata-kata itu di timeline twitter saya, saya pun mencari tahu tentang kata-kata tersebut. Herannya, media dan pemerintah banyak yang salah kaprah dengan penggunaan kata-kata tersebut yang mengaitkannya dengan kekerasan.
Pertama kali ada yang memprotes kata tersebut, saya di bawa ke sebuah blogpost oleh Hans Davidian. Anarki berarti  "tanpa pemerintahan" atau "pengelolaan dan koordinasi tanpa hubungan memerintah dan diperintah, menguasai dan dikuasai, mengepalai dan dikepalai, mengendalikan dan dikendalikan, dan lain sebagainya". Sedangkan Anarkis adalah orang yang mempercayai Anarki.
Apakah anarkis membenarkan penggunaan kekerasan? Dalam beberapa kasus, kekerasan dapat digunakan sebagai upaya terakhir dalam konteks untuk membebaskan diri dari tirani, bukan dalam konteks untuk menegakkan atau teror sekelompok individu untuk mengalah dalam suatu keyakinan atau prinsip tertentu.Namun demikian, anarkis yang memilih untuk tidak menggunakan kekerasan sama sekali dalam melawan tirani pemerintah. Anarkis ini dikenal sebagai pasifis, dan mereka percaya bahwa non-kekerasan resistensi yang kuat seperti kekerasan.
Jika Anarki berarti sesuatu yang negatif, lalu mengapa Iwan Fals menamakan anaknya Galang Rambu Anarki? Tidak mungkin orangtua memberikan unsur negatif pada nama anaknya. Mereka tentu berharap bahwa anaknya menjadi anak yang baik. Lalu, mengapa kata-kata ini terus disangkutpautkan dengan kekerasan? Padahal tindakan kekerasan yang akhir-akhir ini terjadi sama sekali tidak berkaitan dengan Anarki.
Media sebagai lembaga penyalur informasi dan pemerintah pun menggunakan kata Anarki untuk menggambarkan tindakan kekerasan. Atau hal-hal yang berkaitan dengan kekerasan. Padahal, mayoritas tindakan kekerasan sama sekali tidak berhubungan dengan anarki. Saya juga tidak terlalu tau tentang dibentuknya Detasemen Anti Anarki dan apa tugas mereka.
Bukankah di media ada editor? yang bertugas mengedit tulisan-tulisan atau artikel yang akan dipublikasikan. Apakah mereka tidak terlalu tau tentang kata tersebut? saya sendiri juga tidak tau, tapi yang pasti seharusnya media sebagai kontrol sosial harus meluruskan arti kata yang sebenarnya dari kata Anarki. Sehingga orang tidak salah kaprah dan tidak selalu mengaitkan kata tersebut dengan kekerasan.
Dan mungkin bagi mereka yang lebih mengerti tentang kata tersebut bisa share disini. I'd like to know :)
Mohon kritiknya dan dimaklumi apabila saya salah paham atau ada yang salah berkenaan dengan kata tersebut, karena saya memang bukan ahli dan hanya tau sedikit berdasarkan informasi melalui internet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H