Mohon tunggu...
Muhammad Shohibul Izar
Muhammad Shohibul Izar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

An Generalist, Wisdom Seeker, Political Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masa Depan Teologi Islam: Relevansi Asy'ariyyah dan Maturidiyyah di Era Modern

24 Desember 2023   22:28 Diperbarui: 24 Desember 2023   22:30 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dunia Islam hari ini dihadapkan pada berbagai tantangan modern yang kompleks. Globalisasi, teknologi informasi, dan pluralisme sosial memaksa umat Muslim untuk terus-menerus beradaptasi dan memperbaharui interpretasi terhadap ajaran agamanya. Dalam konteks ini, teologi Islam sebagai sistem berpikir yang berusaha memahami dan menjelaskan ajaran-ajaran Islam, juga turut diuji relevansinya.

Dua mazhab teologi terkemuka dalam Islam Sunni, Asy'ariyyah dan Maturidiyyah, selama berabad-abad telah menjadi landasan pemikiran bagi mayoritas umat Muslim. Keduanya dikenal dengan pendekatan rasional yang menekankan harmonisasi antara iman dan akal. Namun, di era modern ini, relevansi kedua mazhab ini dipertanyakan oleh sebagian kalangan. Muncul kritik bahwa Asy'ariyyah dan Maturidiyyah terlalu kaku dan kolot, sehingga tidak mampu menjawab tantangan-tantangan kontemporer seperti sekularisme, bioetika, dan isu-isu sosial lainnya.

Benarkah Asy'ariyyah dan Maturidiyyah telah kehilangan relevansinya di era modern? Jawabannya tidaklah sesederhana itu. Memang, kedua mazhab ini memiliki kerangka berpikir yang relatif stabil dan telah teruji selama berabad-abad. Namun, stabilitas tersebut bukan berarti stagnasi. Asy'ariyyah dan Maturidiyyah memiliki tradisi pengembangan pemikiran yang dinamis, di mana para ulama terkemuka secara kreatif menerapkan prinsip-prinsip dasar kedua mazhab untuk menjawab permasalahan baru dalam setiap zaman.

Mari kita lihat beberapa contoh relevansi Asy'ariyyah dan Maturidiyyah di era modern:

1. Harmoni Iman dan Akal: Kedua mazhab ini menekankan pentingnya akal dalam memahami ajaran Islam. Ini relevan di era di mana rasionalitas dan ilmu pengetahuan sangat dijunjung tinggi. Pendekatan rasional Asy'ariyyah dan Maturidiyyah dapat menjadi jembatan antara wahyu dan ilmu, sehingga Islam tidak terjebak pada literalitas dan taklid buta.

2. Moderasi dan Toleransi: Asy'ariyyah dan Maturidiyyah secara historis dikenal sebagai mazhab yang moderat dan toleran. Prinsip-prinsip seperti "al-adlu an yuradd" (menolak kerusakan lebih besar) dan "al-iblah bi al-shubuhat" (mengabaikan keraguan) relevan dalam menanggapi isu-isu sosial dan perbedaan pendapat dalam umat Islam.

3. Etika dan Bioetika: Kedua mazhab ini memiliki landasan kuat dalam membahas isu-isu etika dan bioetika. Prinsip-prinsip seperti "maqasid al-syariah" (tujuan syariat) dan "al-insan ashlahu al-khaliq" (manusia sebagai makhluk terbaik) dapat menjadi pedoman dalam menghadapi dilema etika seperti kloning, inseminasi buatan, dan lain-lain.

Tentu saja, Asy'ariyyah dan Maturidiyyah juga memiliki tantangan di era modern. Kritik terhadap kekakuan metodologi, kurangnya penekanan pada teks-teks al-Quran dan Hadis secara langsung, dan ketidakmampuan menjawab isu-isu spesifik kontemporer masih perlu dipertimbangkan. Namun, kritik tersebut tidak dapat mengabaikan kontribusi besar kedua mazhab ini dalam sejarah pemikiran Islam dan relevansi mereka di era modern.

Masa depan teologi Islam tidak terletak pada penyingkiran mazhab-mazhab tradisional seperti Asy'ariyyah dan Maturidiyyah. Sebaliknya, masa depan itu terletak pada revitalisasi dan reinterpretasi ajaran-ajaran kedua mazhab tersebut agar relevan dengan tantangan-tantangan modern. Ulama Muslim perlu terus menerus menggali kekayaan intelektual Asy'ariyyah dan Maturidiyyah, sekaligus membuka diri terhadap pendekatan-pendekatan baru dalam studi Islam. Dengan demikian, teologi Islam akan mampu menjawab kebutuhan kaum Muslim di era modern dan berkontribusi secara konstruktif pada peradaban global.

Kesimpulannya, Asy'ariyyah dan Maturidiyyah masih memiliki relevansi yang signifikan di era modern. Pendekatan rasional, moderat, dan fokus pada etika kedua mazhab ini dapat menjadi bekal yang kokoh bagi umat Islam dalam menghadapi tantangan-tantangan kontemporer. Tidak hanya sekadar melestarikan warisan intelektual yang kaya, para ulama dan cendekiawan Muslim perlu secara kreatif menggali dan mereinterpretasikan ajaran-ajaran kedua mazhab ini agar semakin relevan dan memberikan kontribusi nyata bagi masa depan teologi Islam dan peradaban dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun