Mohon tunggu...
Masludi 0000
Masludi 0000 Mohon Tunggu... -

CMD

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Musibah Banjir Pantura Jawa Barat; Waspada Dampak Penyakit Menular Mematikan

6 Februari 2014   16:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:05 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.klikdokter.com/userfiles/demamdengue4%281%29.jpg

Banjir Merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi di Indonesia. Yang dikagetkan oleh semua warga banjir yang melanda diwilayah panturan Jawa Barat, terutama di wilayah Indramayu, Cirebon dan Subang, yangpada awal tahun ini 2014 menjadi kota yang dihebokan dengan banjir. Ketiga kota kabupaten itu yang padat akan penduduk, banjir di ketiga kabupaten ini menengelamakan ribuan rumah warga akibat dari sungai dan tanggul yang jebol dan utamanya curah hujan yang masih tinggi di ujung pertegahan bulan januari 2014. Banyaknya sungai dan tanggul yang jebol berdampak ke rumah-rumah warga yang tiba-tiba kebanjiran, bukan hanya di rumah warga tanah pesawahan, pekarangan serta tambak hampir semua kebanjiran. Bukan hanya itu, kota Indramayu dan akses jalan pantura Indramayu-Subang sempat lumpuh total. Banjirmembuat semakin tidak terhindari. kini wajah kota mangga Indramayu telah berubah, Seluruh wilayah kabupaten Indramayu hampir 24 kecamatan terendam banjir. Ini akibat tidak berfungsinya sistem sungai yang kurang diperhatikan oleh pemerintah dalam menormalisasikan sungai dan saluran irigasi di desa di depan rumah warganya dan drainase yang kurang diperhatikan oleh pemerintah daerah serta kurangnya kesadaran masyarakat akanmembuang sampah pada tempatnya.

Efek buruk yang ditimbulkan banjir adalah kondisi lingkungan yang kumuh, akibat hujan dan banjir meningkatkan risiko kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak dan orang lanjut usia. Turunnya daya tahan tubuh akibat perubahan pola hidup dan stres bisa memicu munculnya berbagai penyakit fisik dan psikis. Kewaspadaan terhadap ancaman penyakit, terutama bagi warga di daerah yang tergenang, sebaiknya ditingkatkan.apabila Musim hujan masih berlangsung dan menimbulkan banjir di berbagai wilayah menimbulkan risiko penularan penyakit.

Dari kesadaran masyarakat juga harus ditinjau kembali , apakah masyarakat telah membuang sampah ke tempat yang seharusnya dan apakah masyarakat peduli terhadap sampah yang berada di sekitar mereka . Dimulai dari diri sendiri , keluarga , masyarakat dan lingkungan sekitar . Bayangkan , berapa banyak sampah yang telah kita buang selama ini dari sampah yang kecil seperti bungkus permen sampai limbah yang besar , seperti limbah rumah tangga , limbah pabrik dan limbah industri . Mungkin kita tidak pernah menyadarinya , tapi dibalik itu semua kita telah berkontribusi untuk terjadinya bencana di kemudian hari .

Setelah adanya kesadaran masyarakat harus di sertai dengan peran pemerintah. Pemerintah dapat berperan aktif dalam pembangunan desa dan penataandesa dan kota . Seperti pembuatan gorong-gorong , kanal air , dan sumur resapan . Dalam hal pembangunan , seharusnya pemerintah dapat membatasi dan meminimalisir penggunaan lahan di kota indramayu , karena semakin tingginya pembangunan , daerah resapan air semakin berkurang sehingga bila hujan turun air tidak akan meresap ke dalam tanah , melainkan akan menggenang dan menyebabkan banjir . Dalam hal penataan kota seharusnya pemerintah lebih menertibkan pemukiman penduduk yang berada dibantaran sungai-sungai ke daerah yang lebih layak . Manfaatnya bukan hanya untuk mencegah terjadinya banjir melainkan untuk keselamatan masyarakat itu sendiri

Yang terpenting dalam keadaan banjir adalah bahaya timbulnya penyakit akibat banjir yang mengancam masyarakat dari semua golongan . Hal ini dikarenakan banyaknya sampah yang terhanyut terbawa air banjir, air got yang bersatu dengan air banjir yang menimbulkan bau yang tidak sedap ataupun septik tank yang luber dan isinya terbawa air kemana-mana, Akibatnya lingkungan kita menjadi sangat kotor, sehingga mempermudah timbulnya penyakit pasca banjir : diare, DBD, leptospirosis, ISPA, cacingan dan berbagai penyakit penyerta lain. Banjir juga menimbulkan dampak menurunnya kondisi tubuh & daya tahan terhadap stress.

Diare

Adalah keluarnya BAB yang sering dan mengandung banyak air, encer dalam satu hari disertai rasa mulas, biasanya terjadi karena hasil rangsangan atau radang pelapis usus yang mengakibatkan buangan dalam usus besar tidak mempunyai waktu untuk diserap airnya. Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan. Untuk Diare minumlah satu atau dua gelas air putih atau air mineral yang bersih dan sudah dimasak. Minumlah oralit yang merupakan larutan gula garam untuk membantu pembentukan energi dan menahan diare / berak setelah habis BAB. Hindari minum kopi, teh dan lain sebagainya yang mampu merangsang asam lambung. Bagi penderita diare sebaiknya makan makanan rendah sera dan istirahat yang cukup.

Muntaber

Penyakit diare yang disertai mual dan muntah. Penyakit ini mudah terserang pada pasien dengan daya tahan tubuh yang menurun. Ini terjadi mengingat kondisi kebersihan baik lingkungan maupun makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak sesuai dengan kualitas makanan dan minuman yang sehat. Selain itu Umumnya para pengungsi tidur dengan alas ala kadarnya. Kondisi tempat berteduh dan istirahat yang buruk ini memang sangat berdampak pada korban banjir terutama pada bayi, anak-anak dan orang tua. Upaya-upaya yang yang dapat dilakukan antara lain agar para pengungsi dapat ditempatkan pada tempat pengungsian yang layak. Perlu selimut dan alas tidur yang memadai agar para pengungsi terutama bayi, anak dan orang tua terhindar dari paparan udara dingin. Berikan makanan yang bersih secara teratur, air minum yang bersih, berikan oralit , berikan obat diare atau segera rujuk ke RS.

ISPA

Infeksi saluran nafas atas adalah penyakit infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernafasan, hidung, sinus, faring, atau laring. Yang termasuk gejala dari ISPA adalah badan pegal pegal (myalgia), beringus (rhinorrhea), batuk, sakit kepala, sakit pada tengorokan. Penyebab terjadinya ISPA adalah virus, bakteri dan jamur. Kebanyakan adalah virus. Terapi yangdiberikan pada penyakit ini biasanya pemberian antibiotik walaupun kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pemberian obat obatan. selain itu dengan pemberian antibiotik dapat mencegah terjadinya infeksi lanjutan dari bakterial, pemberian, pemilihan antibiotik pada penyakit ini harus diperhatikan dengan baik agar tidak terjadi resistensi kuman/baterial di kemudian hari. Namun pada penyakit ISPA yangsudah berlanjut dengan gejala dahak dan ingus yangsudah menjadi hijau, pemberian antibiotik merupakan keharusan karena dengan gejala tersebut membuktikan sudah ada bakteri yangterlibat.

DBD

Aedes Aegypti yang menularkan virus demam berdarah dengue (DBD), genangan air akibat banjir dapat menimbulkan sarang nyamuk. Biasanya banyak menyerang anak-anak karena daya tahan tubuh yang rendah. Gejala demam 4-7 hari, sakit kepala, flu like syndrome, mual, muntah, pada kasus yang parah sampai timbul mimisan, perdarahan. Bahkan bisa menyebabkan presyok/ syok. Pertolongan dini adalah mengatasi presyok/ syok yang terjadi dengan memberikan minum sebanyaknya,bila perlu beri cairan melalui infus, kompres , berikan obat penurun panas ,Segera rujuk ke Rumah sakit terdekat.

Leptosiprosis

Salah satu penyakit yang mengintai warga di sekitar lokasi banjir adalah Leptospirosis. Ini adalah salah satu penyakit menular yang berasal dari hewan dan menjangkiti manusia dan termasuk penyakit zoonosis paling sering di dunia.

Leptospirosis disebabkan bakteri patogen berbentuk spiral genus Leptospira, famili leptospiraceae dan ordo Spirochaetales. Angka kematian akibat leptospirosis tergolong tinggi dengan angka 5-40 persen.

Infeksi ringan diperkirakan pada 90 persen kasus. Anak balita, orang usia lanjut, dan penderita yang mempunyai daya tahan tubuh rendah punya risiko kematian tinggi akibat penyakit ini. Pada usia di atas 50 tahun, risiko kematiannya bisa mencapai 56 persen. Pada penderita ikterus yang sudah mengalami kerusakan hati, risiko kematiannya lebih tinggi.

Penularan penyakit ini bisa melalui tikus, babi, sapi, kambing, kuda, anjing, serangga, burung, landak, kelelawar, dan tupai. Bakteri Leptospira terbawa air seni tikus atau air seni hewan lain yang tercampur dalam genangan air hujan atau banjir. Penyakit ini dapat menyerang semua usia, mayoritas berusia 10-39 tahun, sehingga bisa jadi usia adalah sebuah faktor risiko.

Di Indonesia, penularan paling sering adalah melalui tikus. Air seni tikus terbawa banjir kemudian masuk ke tubuh manusia melalui permukaan kulit yang terluka, atau selaput lendir mata dan hidung. Bisa juga melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi urine tikus yang terinfeksi leptospira.

Beberapa hewan lain, seperti sapi, kambing, domba, kuda, babi, dan anjing, dapat terserang leptospirosis, tetapi potensi menularkan ke manusia tidak sebesar tikus. Leptospirosis tidak menular langsung dari pasien ke pasien.

Masa inkubasi leptospirosis 2 sampai  26 hari. Sekali berada di aliran darah, bakteri ini dapat menyebar ke seluruh tubuh dan mengakibatkan gangguan, khususnya hati dan ginjal. Pada ginjal, kuman bisa menyebabkan peradangan ginjal dan kematian jaringan sampai gagal ginjal.

Gangguan hati juga mungkin terjadi sehingga bisa menyebabkan ikterus (kulit berwarna kekuningan). Jika leptospira mengenai otot, maka bisa menyebabkan pembengkakan, kerusakan jaringan, hingga gangguan permeabilitas kapiler pembuluh darah; sedangkan gangguan paru yang sering terjadi adalah batuk darah.

Infeksi leptospirosis mempunyai gejala yang sangat bervariasi, bahkan kadang hampir tidak ada gejala sehingga sering terjadi kesalahan dalam mendiagnosis. Sebanyak 15-40 persen penderita yang terinfeksi tidak bergejala, tetapi pemeriksaan laboratorium positif.

Cara menghindari atau mengurangi risiko terkena leptospirosis adalah dengan menghindari atau mengurangi kontak dengan air yang tercemar dan binatang di wilayah banjir. Pakailah sepatu yang beralas keras, sarung tangan, baju dan kacamata pelindung, untuk menghindari kemungkinan luka yang memicu risiko infeksi. Perhatikan pula kebersihan lingkungan dengan selalu menjaga kemungkinan kontaminasi.

Komplikasi tergantung dari perjalanan penyakit dan pengobatannya. Perkiraan kondisi penderita di masa depan tergantung dari ringan atau beratnya infeksi.


Deman Chikungunya

Merupakan suatu jenis penyakit akibat virus Chikungunya dengan gejala demam mendadak, nyeri sendi terutama di sendi siku, lutut, pergelangan kaki dan sendi-sendi kecil pergelangan tangan dan kaki, disertai juga nyeri otot yang berlangsung selama beberapa hari sampai minggu. Pada kebanyakan penderita, radang sendi diikuti dengan bintik bintik merah (ruam) selang waktu sekitar 1 – 10 hari, biasanya bintik merah tersebut gatal, namun ada juga yang tidak gatal. Penyakit ini dapat sembuh sendiri (self limiting disease). Terjadi penyembuhan sempurna dan diikuti dengan terbentuknya imunitas di dalam tubuh penderita. Pertolongan dini berikan obat analgetik untuk menghilangkan nyeri , latihlah untuk mengerakkan persendiannya.

Penyakit kulit dan saluran cerna

Penyakit kulit yang dapat berupa infeksi, alergi, atau bentuk lain. Kalau musim banjir maka masalah utamanya adalah kebersihan yang tidak terjaga baik. Tempat berkumpulnya banyak orang, misalnya di tempat pengungsian korban banjir, juga berperan dalam penularan infeksi kulit.Penyakit saluran cerna lain, misalnya demam tifoid. Faktor kebersihan makanan memegang peranan penting, karena itu selalu perhatikan kebersihan makanan yang akan dikonsumsi.

Kesimpulan :

Karena banjir di kabupaten Indramayu telah terjadi maka pemerintah dan masyarakat seharusnya sekarang lebih fokus untuk penanganan banjirnya itu sendiri dan waspada terhadap penyakit-penyakit pasca banjir , dan untuk kedepannya masyarakat harus sadar betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar, dan pemerintah seharusnya lebih mengurangi pembangunan kota dan memperbaiki penataan kota. Dimana pemerintah dan masyarakat harus saling bekerjasama dalam penanganan banjir baik yang terjadi sekarang maupun yang akan datang sehingga pemerintah dan masyarakat akan saling berkontribusi dalam menjaga lingkungan agar tercipta lingkungan kabupaten Indramayu yang lebih baik. Dan pemerintah harus sering melaksanakan normalisasi sungai di selruh kabupaten indramayu setiap tahunya dan melalui didalem desa setiap Kuwu harus mengarahkan dan melaksanakan normalisasi saluran irigasi / selokan di lingkungan desanya dibantu oleh warganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun