Mohon tunggu...
Ms. Resty Rasyid
Ms. Resty Rasyid Mohon Tunggu... -

Anak-anak di sekolah memanggil saya Ms. Resty. Saya seorang ibu rumah tangga yang selalu sibuk mengurus suami dan 4 anak sambil tak lupa membantu menyumbangkan kas keluarga dengan bekerja sebagai guru di Sekolah Dasar dan Dosen FKIP di perguruan tinggi kota Tangerang. Menyukai dunia pendidikan khususnya pendidikan usia dini dan pendidikan dasar. Saat ini sedang berupaya mengembangkan kegiatan PAIKEM - Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan berbasis ICT

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bu, Sepatu Saya Hilang ...

5 April 2010   02:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:59 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_110626" align="alignleft" width="150" caption="Sepatu anak-anak di sekolah (dok.pribadi - Ms. Resty)"][/caption] Sepatu Hilang “Bu, sepatu saya hilang lagi..” seorang anak memberi laporan. “Coba cari dulu, mungkin di dekat pot bunga” “Enggak ada, bu” “Nanti, ibu guru cari, ya” Ini adalah persoalan kecil saya  selama menanggani anak-anak di kelas 2 SD.  Biasanya begitu mendapat laporan ada sepatu yang hilang saya langsung mencari ke sana ke mari . Ada dua opsi; tertukar  atau  disembunyikan teman. Jika sepatu hilang (tepatnya disembunyikan) pasti berhasil ditemukan. Kalau tidak dekat pot bunga, tempat sampah, kelas TPA atau perpustakaan.  Persoalan hilangnya sepatu mungkin hal yang sepele. Tapi jika sering terjadi, merepotkan juga. Di kelas kami memang ada kesepakatan untuk membuka sepatu. Sepatu anak-anak disimpan di rak sepatu yang ditempatkan di depan kelas. Mengapa kami sepakat untuk membuka sepatu? Selain untuk menjaga kebersihan kelas, juga agar karpet yang digelar tidak cepat kotor. Karpet itu digunakan anak-anak untuk membaca buku saat jeda pelajaran. Yang ingin saya share disini, bukan hilangnya sepatu, tapi  bagaimana saya mencoba menemukan tangan kecil jahil yang menyembunyikannya. Setelah berusaha mencari ke berbagai tempat, Sepatu itu tidak saya temukan. Capek juga. Tiba-tiba terpikir sebuah ide untuk menyelesaikan masalah ini. Saya langsung memanggil anak yang sering bersengketa dengan anak yang melapor sepatunya hilang. Dugaan saya, paling tidak ada sedikit kaitan antara seringnya mereka berkelahi dengan hilangnya sepatu. ” Aduh, bu guru sedang kebingungan nih. Bisa minta tolong tidak, nak?” “Bisa bu, Emangnya kenapa?” “Ini, ada sepatu teman yang hilang. Ibu sudah cari tapi gak ketemu.  Sepertinya di kelas kita perlu ada polisi kelas, ya. Gimana kalau sekarang kamu jadi polisi kelas. Mau kan? “Mau, bu” “Kalau begitu ibu jadikan kamu polisi kelas , yah. Tugas pertama pak polisi adalah mencari sepatu yang hilang” “Saya tahu, bu “ “Wah, Terima kasih. Tolong cari ya..” Lima  menit kemudian “Ini Bu sepatunya” “Waahhh….., terima kasih banyak ya. Ibu yakin setelah ada polisi kelas,  pasti kelas kita aman. Kalau ada sepatu yang hilang, tinggal minta tolong polisi kelas. Dan ibu juga yakin , mulai sekarang tidak akan ada lagi sepatu hilang.” Sekarang Alhamdullilah,  tidak ada lagi laporan sepatu hilangberkat trik asas praduga tak bersalah yang saya terapkan.

Happy ending

Ditulis juga di blog Ibu Guru Kami

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun