Mohon tunggu...
Mr. Zee
Mr. Zee Mohon Tunggu... Mahasiswa - IG : zaaiimm_

Seorang santri yang ikhlas menerima takdir hidup Hidup ini dibawa santuy aja bree

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Lagu "Bernadya - Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan" Perspektif Tafsir Maqashidi

21 November 2024   06:00 Diperbarui: 21 November 2024   06:09 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan dalam dimensi Ḥifẓ Al-ʻaqli, akal berfungsi untuk membantu seseorang berpikir secara rasional, membuat keputusan, dan menilai berbagai situasi dalam kehidupan. Lirik ini mencerminkan kecenderungan seseorang untuk lebih mengandalkan kemampuan dan usaha dirinya sendiri, dengan mengedepankan kepercayaan pada cara-cara pribadinya dalam menghadapi kehidupan. Sama halnya dengan kesombongan atau rasa percaya diri yang berlebihan pada kemampuan diri, yang mungkin membuat seseorang meremehkan atau meragukan rencana Tuhan. Ini bisa menjadi peringatan agar seseorang tidak terjebak dalam pemikiran bahwa segala hal bergantung pada kemampuan dirinya sendiri tanpa menyadari bahwa Allah-lah yang menentukan hasil akhir dari segala usaha.

Secara keseluruhan, lirik "Lebih percaya cara-caraku, Pilih ragukan rencana Sang Maha Penentu" mengandung pesan tentang kecenderungan manusia untuk hidup dengan lebih bergantung pada diri sendiri. Dalam pandangan tafsir maqashidi, ini dianggap sebagai peringatan untuk menghindari bergantung terlalu banyak pada pikiran dan tindakan pribadi. Mereka juga menekankan pentingnya menyerahkan hasil akhir kepada Allah setelah melakukan upaya semaksimal mungkin. Hifdz Din mengajarkan untuk mempertahankan sikap tawakal, yaitu menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah berusaha dengan sungguh-sungguh, dan Ḥifẓ Al-ʻaqli menganjurkan untuk berpikir dengan bijaksana.

Secara keseluruhan, lirik "Lebih percaya cara-caraku, Pilih ragukan rencana Sang Maha Penentu" mengandung pesan tentang kecenderungan manusia untuk hidup dengan lebih bergantung pada diri sendiri. Dalam pandangan tafsir maqashidi, ini dianggap sebagai peringatan untuk menghindari bergantung terlalu banyak pada pikiran dan tindakan pribadi. Mereka juga menekankan pentingnya menyerahkan hasil akhir kepada Allah setelah melakukan upaya semaksimal mungkin. Hifdz Din mengajarkan untuk mempertahankan sikap tawakal, yaitu menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah berusaha dengan sungguh-sungguh, dan Ḥifẓ Al-ʻaqli menganjurkan untuk berpikir dengan bijaksana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun