Ayam Goreng Lengkuas khas Bandung ala GM Lounge. (Dokumentasi Kompasiana Jogja by Agata Vera)
Bagi saya, yang hanya mengenal dua istilah untuk makanan yaitu
enakdan
 enak banget ini, Ayam Goreng Lengkuas khas Bandung yang dimasak oleh chef dari GM Lounge ini masuk ke dalam kategori
ENAK BANGET. Ayamnya sangat empuk. Digoreng dengan tingkat kematangan sempurna, tidak
overcooked sama sekali. Garing, namun tetap lembut. Cocok sekali di lidah saya. Menilik dari tampilannya yang sangat sederhana, sejujurnya saya sempat meng-
under estimate menu ini. Saya sempat hendak memberi nilai 7 bintang untuk Ayam Goreng Lengkuas ini. Ternyata, rasa yang tersaji dalam setiap inchi serat daging ayamnya, membuat lidah dan mulut saya seperti sedang menari-nari. Bumbunya meresap sempurna. Aroma lengkuas pun berpadu tepat dengan lezatnya daging ayamnya. Saya pikir nilai 9.5 bintang layak untuk disematkan pada Ayam Goreng Lengkuas ini. Apalagi dengan taburan kremesan yang terbuat dari lengkuas asli, semakin menambah tingkat kesempurnaannya.Â
Disajikan dengan Sambal Lombok Ijo -yang sayangnya tidak habis saya cecap, karena saya masih belum berani bermain-main dengan sambal pasca radang tenggorokan beberapa waktu lalu- melengkapi godaan yang disajikan oleh Ayam Goreng Lengkuas ala GM Lounge ini. Gurih sekali.
Tanpa sadar, sudah dua porsi nasi putih sudah tandas ke dalam mulut saya, untuk menemani saya menghadapi tantangan GM Lounge untuk menyikat habis Ayam Goreng Lengkuas ini. Saat meminta tambahan nasi putih pada karyawan GM Lounge, saya harus berhadap-hadapan dengan dua Kompasianer lainnya, yaitu Mak Vera dan Dimas, yang sama-sama meminta tambahan nasi putih untuk menemani menu mereka masing-masing. Drama lagi dech.
Melengkapi menu Ayam Goreng Lengkuas, telah tersaji di hadapan saya sebuah bejana kaca mungil berbentuk vas bunga, yang berisikan cairan berwarna hitam pekat beraroma wangi. Yang adalah Kopi V60. Kopi hitam ini merupakan jenis kopi Sumatra Karo varietas Arabica yang diproses secara mannual brew, menghasilkan aroma yang lembut namun tetap kuat, namun tanpa ampas sama sekali di dasar bejana kaca tersebut.
Kopi hitam V60 ala GM Lounge. (Dokumentasi Pribadi)
Ketika saya tuangkan kopi tersebut pada gelas kaca tebal -yang berpadu cantik dengan tatakan porselin putih nan cantik-, yang pertama kali saya lakukan adalah menghirup aromanya. Sangat lembut, wangi. Amat berbeda dengan aroma kopi instan sachetan yang biasa saya nikmati saban pagi. Dan ketika cairan hitam tersebut memasuki rongga mulut saya, sekejap setiap setiap sel dalam lidah saya merasakan rasa pahit yang luar biasa pekat. Namun rasa pahit yang tajam tersebut hanya sesaat, karena setelah itu, hanya
aftertaste rasa nyaman dalam mulut dan rasa tawar yang tertinggal. Bahkan di tenggorokan saya pun sama sekali tak ada rasa pahit yang terdeteksi. Benar-benar merupakan kopi kaya rasa yang luar biasa, mengingat tampilan dari kopi hitam ini yang sangat sederhana. Kontras sekali dengan karakter saya.
Dan setelah kami -para Kompasianer Jogja- mengobrak-abrik menu kami masing-masing, dan juga mengabadikan moment kebersamaan kami melalui tangkapan kamera -sebuah agenda wajib bagi kami-, kami pun berpamitan kepada mas Adit dan seluruh karyawan GM Lounge. Sebuah pengalaman yang luar biasa bagi saya hari itu. Mengingat karakter saya yang begitu hiperbolis, lebay, dan too much drama, harus menghadapi sekaligus dua menu yang sangat sederhana -sederhana dalam tampilan namun sangat kaya akan rasa-. Memang, dalam kehidupan kita sebagai manusia, segala sesuatu itu idealnya harus seimbang dan berimbang. Dan hari itu saya berhasil merasakan keseimbangan itu, keseimbangan ala GM Lounge yang disajikan lewat Ayam Goreng Lengkuas dan kopi hitam V60. Perfecto.
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya