Mohon tunggu...
Mitra A
Mitra A Mohon Tunggu... -

live my life to the fullest

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Penipuan dengan Modus Transfer Pulsa Via ATM by Phone Semakin Canggih

1 Mei 2012   05:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:53 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan lalu, ayah saya mendapat model penipuan transfer pulsa via atm yang lebih canggih dan lebih ‘niat’ dibandingkan dengan yang selama ini sudah sering kita dengar, seperti penipu yang pura-pura jadi teman kita untuk minta transfer pulsa, info palsu bahwa ada anggota kerabat kita yang kecelakaan dan masuk RS; atau kerabat yang masuk kantor polisi.

‘Big picture’ penipuan ini tetap mengaku seseorang yang dikenal dan minta transfer pulsa via atm, tetapi sang penipu tampaknya sudah riset terlebih dahulu, sehingga dia tahu nama-nama kerabat ayah saya. Dia menelfon mengaku sebagai Ketua ikatan dokter dan sudah menetapkan ayah saya sebagai salah 1 anggota tim penelitian di suatu departemen (SK katanya menyusul). Karena ayah saya sebenernya pernah berhubungan dengan departemen ini untuk proyek lainnya dan si penipu menyebutkan nama-nama yang sudah tidak asing , maka ayah saya percaya, dan seperti terhipnotis, (sayangnya) ayah saya mau saja ketika sang penipu minta dibayari pulsa via atm ke sejumlah nomor pulsa yang berbeda-beda sebesar masing-masing 300 ribu rupiah untuk tanda keikutsertaan dalam proyek yg menurut si penipu ‘teregister secara online dan harus cepat’.

Baru setelah mentransfer dana untuk pembelian pulsa tersebut ayah saya sadar bahwa sedang ditipu dan langsung ke bank terdekat untuk memblokir atm.Alangkah kagetnya bahwa ternyata transfer pembelian pulsa yang ia transfer sebesar kurang dari sepuluh kali sebesar masing-masing 300rb tersebut menjadi berpuluh-puluh kali dalam rekening koran bank. Singkat kata, tabungan ayah saya menyusut drastis, lebih dari Rp 20 juta rupiah melayang. Baru disini ayah saya sadar bahwa si penipu benar-benar niat dan canggih, dan tahu sistem kelemahan bank. Yang kami bingung, uang itu ter-debet ke mana? Langsung ke rekening si penipu-kah atau diputar kembali menjadi bisnis pulsa? Pihak bank sendiri bingung, karna dalam transaksi tidak ada nomor rekening yang dituju dan hanya pembayaran pulsa, dan pihak bank sayangnya tidak dapat berbuat apa-apa karena memang maksimal dana konsumsi per hari nasabah bank bumn umumnya mencapai Rp 100 juta rupiah.Kami mencoba semua nomor hp yang tercantum di rekening koran bank semuanya tidak aktif, dan saat ditanya ke pihak telkomsel, mereka juga baru pertama melihat hal seperti ini dan menyarankan untuk melaporkannya ke polisi saja, karena dana untuk transfer pulsa yang dimaksud tidak mungkin masuk ke provider.

Apakah ada yang pernah mengalami hal serupa?

Dari hal ini saya hanya ingin sharing dan mengingatkan untuk jangan panik, dan selalu cek-dan ricek info yang masuk melalui telephone dari orang yang tidak dikenal, baik berita buruk maupun ajakan pekerjaan, terutama yang mengharuskan anda mesti transfer-transfer dana via atm.

Kalau ada telefon ajakan pekerjaan dan proyek yang mencurigakan langsung minta dikirimkan SPK atau kalau gelagatnya memang mencurigakan langsung ditutup saja telefonnya, toh kalau memang pekerjaan itu demikian penting dia akan telefon anda lagi. Kedua, kalau Anda melihat teman anda terlalu lama di-atm sambil hp-an, tegur saja..kemungkinan besar dia juga sedang ditipu.. karna saya pernah ngobrol sama seorang satpam penjaga atm, rata-rata yang di dalam bilik sambil pegang hp, muka agak pucet dan terlalu lama transfer-transfer itu lagi ditipu, dia pernah mengingatkan nasabah yang tidak mau dengar tegurannya, tapi baru sadar dan kecewa setelah tau ditipu. Ketiga.. sebisa mungkin, melihat kejahatan yang makin aneh-aneh, kalau punya dana banyak sebaiknya tidak dimasukkan satu tabungan semua , dipecah saja jadi beberapa tabungan atau masukkan deposito dan sisakan secukupnya ditabungan.

Semoga cerita ini bisa membuat Anda waspada dan tidak ada lagi yang terkena modus penipuan seperti ini. Wassalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun