Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebuah Panggung

23 November 2024   12:43 Diperbarui: 23 November 2024   12:48 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: koleksi pribadi

Pada suatu kesempatan saya menghadiri sebuah forum  diskusi perkembangan teknologi Migas yang menghadirkan dua narasumber dengan satu moderator. Disamping dilakukan secara offline, forum ini juga diikuti ratusan orang melalui online.

Semua audiens duduk di kursi standar yang biasa digunakan  ketika hajatan. Adapun para narasumber duduk di sofa yang terletak di depan audiens dan posisinya terletak di tengah. Pun demikian, ketika duduk, para narasumber dan moderator terlihat lebih rendah daripada audiennya. Jadi sebagai peserta di forum tersebut, saya merasa janggal karena duduk lebih tinggi daripada orang-orang hebat yang menjadi pembicara.

Alhasil sepanjang penyampaian materi, para pembicara berdiri sepanjang waktu mengahadap audiens. Entah mereka merasa tidak enak ketika harus paparan sambal duduk, atau mereka tidak nyaman duduk dan memandang audiens yang terlihat duduk dengan posisi lebih tinggi.

Apa yang kurang dalam forum tersebut? Panggung lah jawabannya. Iya panggung, meskipun kelihatannya sederhana dan sepele, memiliki arti sangat penting. Bukankah dalam kehidupan ini ribuan orang berusaha mencari panggungnya masing-masing. Baik dari pekerja, RT, RW, Kades, camat, bupati walikota, gubernur, presiden, politisi maupun para calon kepala daerah bahkan capres selalu mencari panggung dan membuatnya sendiri apabila tidak ada yang menyediakan.

Rupa-rupanya bagi banyak orang panggung mempunyai peran yang signifikan, Maka kita coba cari tahu apa arti panggung sesengguhnya. Dalam KBBI panggung diartikan sebagai:

  1. n lantai (terbuat dari papan, bambu, dan sebagainya) yang diberi tiang
  2. n bangunan yang agak tinggi, lantainya bertian
  3. n lantai yang agak tinggi tempat bermain sandiwara, berpidato, dan sebagainya; pentas: biduan itu sudah biasa bermain di --
  4. n tempat yang agak tinggi (di stadion, gelanggang pacuan kuda, dan sebagainya) untuk menonton; tribune: mereka berjejal-jejal memenuhi --
  5. n Sen tempat pertunjukan berlangsung

Merujuk pada arti di atas, panggung akan selalu lebih tinggi dari lantai atau posisi sekitarnya. Panggung juga merupakan sumber keramaian dan perhatian dimana pertunjukan, pentas, sandiwara, pidato dan hal lainnya berlangsung di atasnya.

Jadi bagi orang-orang terhormat maupun bintang dalam suatu acara, tempatkanlah mereka dalam posisi yang lebih tinggi dari kita yang hanya sebagai peserta. Paling tidak kita akan enak menonton mereka, tidak terhalang oleh kepala-kepala di depan kita, dan mereka pun akan merasa nyaman menatap audiennya. Beda halnya jika pertunjukannya seperti di dalam bioskop, dimana panggungnya ada di bawah dan penonton berada di atas dengan posisi yang lebih tinggi secara gradual.

Ingat lho sejelek-jeleknya panggung tetap dibutuhkan pada saat pentas musik. Bisa dibayangkan pentas Noah, Padi, Dewa di suatu lapangan tanpa panggung, rata dan sejajar dengan para penonton. Apa penonton bagian belakang bisa melihat mereka? Tentu tidak.

Panggung memiliki beberapa makna, ada penghormatan, kebanggaan, keagungan. Orang-orang yang tampil di panggung adalah orang-orang yang dianggap "terhormat" di mata penonton, audiens, atau peserta dari suatu acara. Tidak mungkin kan orang tercela diberikan kesempatan untuk tampil di panggung.

Panggung juga akan membawa kebanggaan bagi penggunanya. Paling tidak seorang yang naik panggung akan bangga, bahwa dirinya menjadi orang yang punya peran penting dalam suatu acara, meskipun dia hanya sekedar pembawa acara, apalagi pembicara maupun artis yang memang menjadi Bintang utamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun