Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jadilah Emas yang Berkilau di Manapun Berada

4 September 2020   11:29 Diperbarui: 4 September 2020   11:18 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: money.kompas.com

Dalam setiap kunjungan baik dalam rangka pekerjaan atau main ke suatu tempat, sering kali saya mengingat-ingat apakah punya teman, saudara, senior di daerah tersebut. Ketika ada, biasanya saya berusaha untuk menemui mereka dengan membuat janji sebelumnya atau langsung saja berkunjung saat itu. Kunjungan tersebut bagi saya maknai sebagai upaya menyambung tali silaturahmi dengan sesama manusia, karena silaturahmi bisa memperpanjang usia dan membuka pintu rizki.

Seperti halnya kemarin ketika ada tugas kerja ke daerah ujung barat pulau Jawa, sesaat setelah urusan kerja kelar, saya bersama seorang teman mengunjungi senior kami di sekolah. Selalu ada pelajaran ketika kita bertemu dengan orang lain.  Dalam obrolan senior ini kemudian bercerita, ketika mengejar sebuah jabatan dirinya malah jarang memperoleh yang dinginkan. Namun saat sedang tidak mengharapkan jabatan justru jabatan itu datang sendirinya. Pada akhirnya dia membiarkan proses karir mengalir dengan sendirinya hingga sekarang menempatkannya menjadi bagian dari manajemen puncak di perusahaannya. Yang selalu dia jaga hanyalah level kinerja yang tidak boleh menurun dan menyelesaikan amanah yang dipercayakan.

Seringkali dalam hidup kita menginginkan suatu posisi atau jabatan. Saking inginnya akan posisi tersebut kadang kala kita lupa diri. Apa saja dilakukan demi mengejar jabatan yang diiginkan, sehingga kita menjadi berperilaku "tidak normal", tidak menunjukkan jati diri sebenarnya. Pada titik ini, kita seringkali tidak sadar kalau sudah menjadi abnormal dan menjadikan jabatan sebagai sebuah tujuan sangat utama. Bukan lantas menjadi penyemangat dalam bekerja, namun hal tersebut malah menjadi beban tanpa disadari.

Saya sendiri punya pengalaman ketika dulu melamar kerja. Ketika saya sangat mengharapkan masuk dan diterima bekerja di perusahaan tersebut, justru tidak pernah diterima meskipun sudah sampai pada test tahap terakhir yang biasanya wawancara dengan user. Namun sebaliknya ketika saya tidak berharap, atau tidak terlalu berharap atas pekerjaan di perusahaan yang dilamar, justru malah diterima.

Usut punya usut kenapa saya tidak keterima pada saat menginginkan pekerjaan tersebut ternyata karena keinginan yang amat sangat tersebut telah menjadi beban tersendiri pada alam bawah sadar saya. Ketika sudah mencapai alam bawah sadar, secara otomatis membuat saya terutama saat wawancara ingin tampil sesempurna mungkin meskipun harus berbohong. Dan pada titik tertentu skenario atau jawaban yang saya tampilkan saat wawancara jadi tidak nyambung dengan jawaban-jawaban sebelumnya dan terlihat sangat tidak alami. Jawaban seringkali dipikir agar kelihatan tidak bohong dan malah justru membuat saya gelagapan, serta tidak menunjukkan siapa saya sebenarnya.

Apakah kemudian kita tidak boleh menginginkan suatu jabatan? Tentu boleh, bukankah kata orang-orang besar selalu mengatakan "gantungkan cita-citamu setinggi langit". Jabatan yang lebih tinggi bisa kita jadikan target, hal ini bisa juga dimaknai sebagai salah satu perwujudan moto "hari esok lebih baik dari hari ini dan kemarin".

Jadi perkara mengejar jabatan tentu sangat dibolehkan, namun demikian hati dan pikiran kita harus diatur dengan baik. Pengaturan hati dan pikiran dengan baik akan membuat diri kita tetap menjadi manusia normal, berperilaku normal, tidak kehilangan jati diri, dan tidak menjadi pribadi yang lain demi semata-mata mengejar jabatan.

Yang namanya emas tetaplah berkilau, dimanapun berada, mau di dalam lumpur, air, atau tanah. Filosofi ini menunjukkan ketika kita bekerja baik, kinerja selalu bagus, amanah, maka jabatan yang lebih tinggi hanya tinggal menunggu waktu untuk kita raih. Karena kemilau emas yang kita punya terlalu sayang untuk dilewatkan dan terbuang tanpa dimanfaatkan oleh institusi dimana kita mengabdi. Jadilah emas, nikmati aliran proses hidup dan karir, akan banyak persinggahan yang sudah menanti.

MRR, Bks-04/09/2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun