Mohon tunggu...
Mohammad Rasyid Ridha
Mohammad Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Buruh - Bukan siapa-siapa namun ingin berbuat apa-apa

Pekerja di NKRI Pengamat Sosial, pecinta kebenaran...Masih berusaha menjadi orang baik....tak kenal menyerah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Rektor Asing Dianggap sebagai Solusi

30 Agustus 2019   08:41 Diperbarui: 30 Agustus 2019   09:01 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: tangkapan layar top universities

Wacana penggunaan rektor asing di perguruan tinggi akhir-akhir ini begitu mencuat dan menuai pro kontra. Namun rencana yang digulirkan pemerintah tetap berjalan dan belum lama ini Menristekdikti Mohamad Nasir memperkenalkan Profesor Jang Youn Cho sebagai rektor asing pertama di Indonesia. 

Cho yang berasal dari Korea Selatan akan memimpin Universitas Siber Asia, perguruan tinggi swasta pertama di Indonesia yang membidangi siber. Universitas ini merupakan kerja sama Universitas Nasional dengan Hankuk University of Foreign Studies Korea.

Pemerintah beranggapan bahwa kehadiran rektor asing bisa meningkatkan daya saing SDM Indonesia khususnya para mahasiswa dan sivitas akademika. 

Kompetisi global yang luar biasa juga menjadi salah satu alasan dimana kehadiran rektor asing begitu diperlukan sebagai upaya membangun kompetisi global.

Namun tanggapan atas langkah pemerintah itu cukup beragam. Ada yang menerima dengan alasan kompetisi, kinerja, perbaikan pendidikan dan alasan lainnya. 

Namun tak sedikit pula yang menolak, entah dengan alasan nasionalisme, kebangsaan, maupun rektor asing bukan solusi memecahkan masalah fundamental pendidikan tinggi di Indonesia. Paling tidak rencana import rektor asing telah mengusik kesadaran kita akan "belum majunya" situasi pendidikan Indonesia saat ini.

Potret Pendidikan Tinggi  Saat ini

Dalam daftar ranking 1000 universitas terbaik di dunia periode 2020 yang dikeluarkan oleh The QS World University Rankings tidak ada satupun universitas dari Indonesia yang berada di peringkat 100 besar.  

Indonesia menempatkan 9 universitasnya dalam daftar tersebut yaitu Universitas Indonesia (296), Universitas Gadjah Mada (321), Institut Teknologi Bandung (331), Institut Pertanian Bogor (601-650), Universitas Airlangga (651-700), Universitas Padjajaran (751-800), Universitas Bina Nusantara (801-1000), Universitas Diponegoro (801-1000), Institut Teknologi Sepuluh November (801-1000).

Adapun parameter yang digunakan dalam penilaian ranking universitas meliputi enam kriteria yakni Academic Reputation (40%), Employer Reputation (10%), Faculty/Student Ratio (20%), Citations per faculty (20%), International Faculty Ratio (5%), International Student Ratio (5%). 

Berkebalikan dengan Indonesia, Singapura menempatkan dua universitasnya di 100 besar, tepatnya sama-sama di peringkat sebelas yaitu Nanyang Technological University dan National University of Singapore. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun