Mohon tunggu...
M RozikulAfnani
M RozikulAfnani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Taurus

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pesan yang Terabaikan

20 Desember 2023   23:07 Diperbarui: 20 Desember 2023   23:17 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

SMA Nusa Bangsa 2, menjadi saksi bisu dalam kisah perjalanan 3 sahabat yakni Vendi, Vema dan Vero atau yang lebih akrab dikenal dengan sebutan geng Vetri, kami berasal dari daerah yang berbeda dan tentunya dengan membawa kebiasaan yang berbeda pula sesuai daerah masing-masing, Aku ( Vendi ) berasal dari Palembang, Vema ( orang paling jutek dan galak ) berasal dari Jogja dan Vero dari Bandung, kami semua bernasib sama yakni berusaha untuk menjadi anak yang berbakti kepada orang tua ( ya..karena sama-sama anak terakhir sih..) hingga akhirnya kami semua bertemu di SMA Nusa Bangsa 2, Jakarta Pusat. 

Hari itu tepat hari senin, tanggal 17 Juli 2002 kami semua dengan takut dan gugupnya menapakkan kaki untuk pertama kalinya di sekolah yang memang bisa dikatakan sangat megah dan hal itu terlihat juga dari kendaraan yang terparkir rapi berjejer dan gaya berpakaian siswa baru juga ( ya..mungkin karena kami dari desa ya..jadi kaget ). Yang bikin herannya kami bertiga yang sebelumnya sama sekali tidak saling kenal, sama-sama turun dari travel yang berbeda ( karena tidak memiliki mobil sih ). Awalnya Aku bertemu dengan Vero, cowok yang bisa dikatakan kurang gantengnya ( karena gantegan gue..heheh ) saya pun sempat sinis dengan pandangan awal karena Vero berpenampilan agak kurang rapi meskipun dia pada dasarnya putih. Akhirnya karena travel sampai di waktu yang hampir bersamaan dan kami juga berasal dari desa, kami pun kebingungan dengan bagaimana alur masuknya dimulai, hingga akhirnya orang tua kita sama-sama bertegur sapa dan mencoba bertanya kepada satpam mengenai alur masuknya.

Ketika sudah sampai di pos satpam, tiba -- tiba tali sepatu ku lepas dengan sendirinya, akhirnya saya jongkok dengan merapikan tali sepatu, sial nya tanpa disadari dari arah belakang ku ada seorang perempuan yang cantik sih, dia menabrak ku hingga Aku tersugkur di depan Vero, kagetlah si Vero kamudian Aku menoleh kebelakang, lah ternyata cewek yang cantik sih tapi seketika dia malah menginjak kaki ku dan mengira Aku yang sembarangan jongkok di jalanan, seketika dia memarahi ku dan Aku pun terpelongo karena dia berbicara tanpa hentinya, tanpa Aku mengucap apapun dia pun langsung pergi begitu saja tanpa rasa bersalah. Yahhh kita lanjut lah ke tempat pendfataran, disana kami ( vero dan Vendi ) sama sama langsung ditimggal oleh orang tua masng-masing kembali ke kota kami, singkat cerita kami SMA Nusa Bangsa 2, menjadi saksi bisu dalam kisah perjalanan 3 sahabat yakni Vendi, Vema dan Vero atau yang lebih akrab dikenal dengan sebutan geng Vetri, kami berasal dari daerah yang berbeda dan tentunya dengan membawa kebiasaan yang berbeda pula sesuai daerah masing-masing, Aku ( Vendi ) berasal dari Palembang, Vema ( orang paling jutek dan galak ) berasal dari Jogja dan Vero dari Bandung, kami semua bernasib sama yakni berusaha untuk menjadi anak yang berbakti kepada orang tua ( ya..karena sama-sama anak terakhir sih..) hingga akhirnya kami semua bertemu di SMA Nusa Bangsa 2, Jakarta Pusat. diterima dan esok harinya adalah pengumuman pembagian kelas. Pulang dari sekolah Aku dan Vero sama-sama mencari kos-kos an untuk tempat tinggal, dan sialnya di kos tersebut tinggal ada 1 kamar laki-laki. Kami sudah mulai membayar dan ketika kami membuka pintu tiba-tiba ada cewek yang kami temui di pos satpam dan sialnya juga dia berusaha merebut kamar kami karena dia berdalih keponakan dari ibu pemilik kos, bertengkar dong kami bertiga dengan begitu keras hingga ibu pemilik kos sebut saja Bu Zaenab mendengar dan menegur kami semua. Hingga akhirnya kamar sebelah yang berukuran kecil diberikan kepadaku dan Vero, tetapi kamar sebelah di menangkan oleh Vema.

Kami semua sama-sama berkemas barang dan bersiap untuk esok harinya kita bersiap mengikuti kegiatan Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah ( MPLS ). Pagi harinya pukul 06.30 kami sama sama keluar dari kamar dan berangkat ke sekolah dengan naik angkot yang jaraknya kurang lebih 650 m. sampailah kami di sekolah pukul 06.50 WIB. Kami bersiap masuk dan mencari pengumuman pembagian kelas. Sampailah pada namaku Ahmad Vendi Saputra ( di kelas A2 ), Vero Surya kencana ( kelas A2 ), dan bawahnya musuh kami yakni Dian Ayu Vema Melinda ( kelas A2 ), kami pun saling melihat karena begitu kagetnya. Sesampainya di kelas kami diperkenalkan dengan lingkungan sekolah sampai jam 11.30 WIB. Kemudian kami satu kelas yang berjumlah 34 diberikan pengertian tentang persiapan esok hari ketika sudah mulai pembelajaran. MPLS berakhir dan kami pulang pukul 13.00 WIB. Anakanak yang lain di jemput oleh supir pribadi, namun Aku dan Vero menunggu mencari angkut dan bertemu kembali kita dengan si Vema cewek super galak, hingga akhirnya karena tempat kos sama, kelas pun juga sama dan dari pedesaan juga, akhirnya kita bersahabat dengan baik. Ya mungkin karena latar belakang kami.

Singkat cerita, suatu hari Vero ketika mau berangkat sekolah tiba-tiba da jatuh pingsan di depan pintu, kami semua pun kaget dan kami langsung minta tolong Bu Zaenab untuk membawa ke klinik yang jaraknya cukup jauh, sesampainya di klinik vero langsung masuk ke ruang IGD dan dokter pun keluar memanggil Bu Zaenab dan kami mendengarkan dari balik pintu bahwa sahabat kami Vero di vonis mengidap penyakt Leukimia stadium akhir. Kami pun kaget karena dia sama sekali tidak menunjukkan gejala atau tanda tanda sedang sakit. Yang kami kenal dia orang yang ceria, baik meski terkadang menyebalkan. Akhirnya Vero dirawat di RS Harapan selama 3 hari, meski belum diperbolehkan pulang Vero memaksa untuk kembali ke kos dengan alasan besok adalah UAS II, dan ini adalah pembuktian kepada orang tua kita semua bahwa kami disini belajar dengan sungguh-sungguh. Dokter pun mengijinkan untuk pulang dengan beberapa catatan, Aku dan Vema pun dengan sigap juga memantau keadaan Vero dengan ketat karena kami sudah seperti saudara, akan tetapi disini hati kami bagai tersayat sayat, karena Vero melarang keras kami untuk memberitahukan kepada orang tuanya, karena dia benar-benar ingin membuktikan ke orang tuanya. Akhirmya kami pun mengikuti permintaan si Vero, namun tiba-tiba secara mendadak dia berkata " Kita semua harus tetap rajin belajar dan mengutamakan semua apapun itu meski pahit demi orang tua kita. Karena keberkahan pasti ada setelah itu ".

Sontak kami langsung menangis tersedu dan saling berpelukan, dan esok harinya merupakan hari terakhir UAS dan dengan tiba-tiba dia pun sehat bugar, kami pun ikut senang karena ini merupakan tanda yang baik dari segi kesehatannya. Hari itu kami ingin berangkat dengan berjalan kaki, dan kita berangkat pukul 06.00 dari kos sampai sekolah pukul 06.55 WIB. Untung belum terlambat. Ujian pun dimulai dan kami hari ini mengerjakan 1 mata pelajaran. Pukul 10.00 kami pulang untuk istirahat setelah berperang dengan otak. Kami semua sama-sama tertidur lelap di kamar masing-masing. Hingga akhirnya tanpa sadar pukul 14.00 kami sama-sama baru bangun, Aku langsung mandi dan bersiap cari makan, namun apa yang terjadi ketika Aku membangunkan Vero, dia sama sekali tidak bangun-bangun, kupikir dia tertidur sangat lelap, namun entah kenapa perasaan ku ini seperti tidak enak, Aku pun memanggil Vema dan Bu Zaenab untuk ikut membangunkan Vero, namun ternyata dalam tidurnya yang lelap Vero sudah dipanggil oleh Yang Kuasa. Kami pun berusaha menghubungi keluarganya di Bandung untuk mengabarkan berita duka ini, namun kami tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan keluarganya. Penyesalan kami yang terdalam dan tertunda adalah setelah pulang sekolah hari itu Vero mengajak kami pergi ke Panti Asuhan dekat tempat kos kami untuk sekedar menyapa anak -- anak yang berada disana. Tetapi kami menolak dengan alasan terlalu capek dan ingin beristirahat, kami pun sangat menyesali karena permintaan itu adalah permintaan untuk yang terakhir kalinya. Hingga akhirnya Vero pun di semayamkan di persitirahatan terakhinya di TPU Tanah Kusir. " Vero kami akan selalu mengenangmu dalam keabadian dan akan menjadi saudara sekaligus sahabat terbaik kami. Terma kasih telah menjadi sahabat terbaik kami, dan terima kasih telah mengajarkan kami begitu banyak kebaikan. Terimakasih Tuhan telah mempertemukan kami hingga menjadi sahabat bahkan saudara. We Love you Vero ".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun