Pertanian saat ini dianggap sebagai bidang bisnis yang kurang menarik bagi mayoritas kalangan muda, oleh karena itu sering kali dilohat yang menggarap area pertanian adalah orang tua. Hal ini tentu dianggap wajar bagi mereka yang hanya melihat bidang bisnis ini dengan bisnis kotor-kotor  dan melelahkan, namun apabila dilihat lebih jauh lagi bisnis pertanian ini memiliki potensi yang besar dan dapat bertahan lama.
Di sebut berpotesnsi besar karena hasil-hasil dari pertanian ini merupakan produk-produk yang memang sangat di butuhkan oleh banyak orang. Â Sehingga dengan peningkatan pengelolaan yang baik maka akan dihasilkan prodik-produk pertanian yang berkualitas dan makia bisa di serap pasar yang lebih besar lagi.
Sedangkan bisnis pertanian dikatakan bisnis yang dapat bertahan lama karena produk-produk pertanian ini Sebagian besar merupakan produk kebutuhan dasar manusia seperti beras  dan kebuutuhan pokok lainya. Jadi selama masih ada manusia di bumi ini, maka kebiutuhan dan permintaan dari hasil pertanian akan selalu ada.
Saat ini seluruh dunia memasuki era industry ditandai dengan makin tingginya kebutuhan akan teknologi informasi serta internet di segala aspek kehidupan masyarakat. Kondisi ini bisa menjadi peluang atau tantangan bagi industry pertanian atau desa sebagai area dimana industry pertanian berada.
Peluang yang dimaksud adalah dengan transformasi dalam pengelolaan  secara tradisional ke penerapan tekhnologi pertanian dalam pengolahan nya  bisa meningkatkan jumblah dan kualitas pertanian tersebut. Sehiangga dapat berimbas pada roda perekonomian. Sedangkan yang di sebut sebagai tantangan adalah dikarenakan penggunakan teknologi harus didukung sumber daya manusia yang mampu menggunakan nya dengan baik.
Oleh karena itu dibutuhkan kemauan sumber daya manusinya sendiri supaya mampu menyerap dan menguasai informasi terkait penggunaan teknologi tersebut. Dalam hal ini Pemerintah juga harus berperan dalam memberikan sarana pelatihan, permodalan serta pendampingan.
Saat ini di Indonesia sudah ada program Dana Desa yang di selengggarakan pemerintah pusat. Progam ini difokuskan untuk pengembangan potensi dan ekonomi di desa. Hak ini merupakan sebuah angin segar bagi desa pertanian. Dengan adanya perhatian dan batuan dari pemerintah ini, maka pengembangan industry pertanian di desa dapat berjalan lebih mudah dan sesuai dengan target yang di tetapkan. Ada beberapa potensi bisnis pertanian yang bisa dikembangkan di desa sesuai dengan potensi-potensi masing-masing desa dan cara pengmabangan nya, beberapa di antaranya adalah :
Bagi desa yang memiliki lahan yang kurang layak untuk ditanami produk pertanian, maka pertanian hidroponik bisa menjadi alternatifnya. Karena pertanian secara hidruponik ini hanya mengandalkan arus air dan lahan yang tidak terlalu luas.
Penanaman dengan hidroponik biasanya dilakukan untuk beberapa jenis sayuran daun dan buah seperti bayam, kangkung, selada, pakcoy, sawi, tomat, cabai. Selain sayuran, tanaman buah seperti melon dan stroberi juga dapat ditanam dengan cara hidroponik. Namun saat ini, hidroponik memang lebih banyak dipakai untuk menanam sayuran terutama sayuran daun.
Pembibitan menjadi tahap awal dalam produksi hidroponik. Pembibitan menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam penanaman karena bibit yang baik dapat tumbuh dengan optimal pada media hidroponik. Bibit akan dipindah tanam setelah berumur 3 sampai 4 minggu atau ketika memiliki 3 sampai 4 daun. Setelah pembibitan, tanaman akan dipindah ke wadah tanam baru dengan media tanam berikutnya untuk ditanam sampai masa panen. Beberapa wadah tanam yang biasa digunakan adalah pipa, talang air dan pot.
Jenis-jenis hidroponik yang sering digunakan yaitu sistem sumbu, rakit apung, NFT, sistem irigasi tetes, sistem aeroponik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menanam secara hidroponik antara lain:
- Media Tanam
Menanam hidroponik tidak menggunakan tanah, sehingga media tanam menjadi hal yang penting untuk diperhatikan dalam proses penanaman karena sangat berbeda dengan budidaya secara konvensional. Media tanam ini berguna untuk menjaga tanaman agar dapat berdiri tegak. Penggunaan media tanam sangat berpengaruh pada hasil yang ditanam. Media tanam harus mampu menyerap dan menyimpan air dengan baik sehingga tanaman mendapatkan cukup nutrisi selama ditanam. Media tanam juga harus bebas hama dan tidak mudah kering di suhu yang berbeda.
Beberapa jenis media tanam yang sering digunakan untuk menanam secara hidroponik diantaranya arang sekam (media tanam ini cukup populer bagi petani hidroponik karena relatif murah dan media lebih steril, biasanya media ini digunakan untuk menanam tomat, paprika dan mentimun), cocopeat/sabut kelapa (media ini mampu menyerap air cukup tinggi, penggunaannya perlu dicampur arang sekam dengan perbandingan 50:50 untuk meningkatkan pasokan oksigen), rockwool (media tanam ini mungkin masih cukup asing bagi beberapa orang, secara singkat media rockwool terbuat dari batu, kaca dan keramik yang dipanaskan dengan suhu tinggi kemudian digabungkan membentuk serat yang biasanya berbentuk kotak. Keunggulan rockwool yaitu bisa dijadikan sebagai media semai dan media tanam. Rockwool dapat menahan air dan udara dalam jumlah yang banyak, sehingga sangat berguna untuk pertumbuhan akar dan menyerap nutrisi.
- Nutrisi Tanaman
Nutrisi sangat mempengaruhi kualitas tanaman dan hasil panen yang dihasilkan, Hal dasar yang penting dari budidaya secara hidroponik adalah kandungan hara di dalam air berupa larutan yang diberikan secara berkala sebagai nutrisi.
Unsur Hara atau nutrisi akan tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 -- 7.5, namun kondisi terbaik ada di pH 6.5, karena pada kondisi ini unsur hara dalam keadaan tersedia bagi tanaman
- Air
Hidroponik memanfaatkan air sebagai kebutuhan utama yang menunjang pertumbuhan tanaman. Namun, kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas. Mineral yang terkandung dalam air harus stabil, karena mineral yang terlalu tinggi tidak cocok untuk media tumbuh tanaman hidroponik. Mineral yang terlalu tinggi bisa menghambat kemampuan akar tanaman dalam menyerap nutrisi yang dibutuhkan bagi tanaman. Kadar mineral yang baik adalah kisaran 0-50 ppm, karena mineral yang rendah akan membuat nutrisi lebih maksimal. PH air yang baik untuk tanaman hidroponik adalah kisaran 5,5 -- 6,5, jika PH air diluar itu maka dapat menghambat kemampuan akar dalam menyerap nutrisi.
Tanaman yang ditanam dengan cara hidroponik biasanya memiliki waktu panen yang lebih cepat dengan hasil yang cukup banyak dengan jumlah lahan yang lebih sedikit jika dibandingkan oleh bertani dengan konvensional.
Hasil tanam dengan cara hidroponik memiliki harga jual yang relatif lebih tinggi di pasaran jika dibandingkan dengan hasil tanam dengan cara konvensional. Tanaman hidroponik dapat dijual di supermarket, hotel, restoran, dapat juga secara online melalui media sosial dan aplikasi penyedia jasa jual sayuran. Tanaman hidroponik lebih tahan hama sehingga jarang menggunakan pestisida (meminimalisir kontaminasi dari pestisida). Kualitas sayuran hidroponik dinilai lebih baik sehingga banyak yang memiliki anggapan kalau kandungan nutrisi pada hasil tanamnya lebih terjaga.
Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.
Simpelnya, Pertanian organik adalah sebuah sistem pertanian yang menggunakan bahan bahan alami tanpa bahan mengandung zat kimia.
Ada Beberapa jenis tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut, diantaranya adalah tanaman padi, hortikultura yang meliputi tanaman sayur, buah, bunga, dan tanaman obat (contohnya: brokoli, kubis merah, jeruk, dll.), tanaman perkebunan (kopi, teh, kelapa, dll.), dan rempah-rempah.
Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi, keadilan, dan perlindungan.
Pertanian organik dilakukan dengan cara antara lain:
- Menghindari penggunaan benih/bibit hasil rekayasa genetika (GMO = genetically modified organisms).
- Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis. Pengendalian gulma, hama dan penyakit dilakukan dengan cara mekanis, biologis, dan rotasi tanaman.
- Menghindari penggunaan zat pengatur tumbuh (growth regulator) dan pupuk kimia sintetis. Kesuburan dan produktivitas tanah ditingkatkan dan dipelihara dengan menambahkan residu tanaman, pupuk kandang, dan batuan mineral alami, serta penanaman legum dan rotasi tanaman.
- Menghindari penggunaan hormon tumbuh dan bahan aditif sintetis dalam makanan ternak.
Dalam pertanian organik dipengaruhi beberapa faktor. Faktor lingkungan salah satunya yang sangat berpengaruh dalam suksesnya pertanian organik.
Dengan pengembangan di sektor ini maka akan tercipta simbiosis mutualisme antara desa sebagai sumber produk-produk pertanian yang berkualitas dan kota sebagai target pasarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H