Desa Karangbayat merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sumberbaru, Kabupaten Jember. Desa ini berbatasan langsung dengan 5 desa yaitu Desa Gelang, Desa Priggowirawan, Desa Pondok Dalem, Desa Yosorati dan Desa Kramat Sukoharjo. Suku Madura merupakan suku mayoritas masyarakat Desa Karangbayat, sehingga dalam berkomunikasi sehari-hari warga disini menggunakan bahasa Madura. Masyarakat Desa Karangbayat dapat dikatakan hampir semuanya menganut agama Islam. Hal tersebut dapat dibuktikan dari banyaknya tempat ibadah yang dapat ditemui di desa ini seperti masjid, musholla, pesantren dan juga TPQ (Taman Pendidikan Quran). Terdapat 4 dusun yang berada di Desa Karangbayat, yaitu Dusun Krajan, Dusun Congapan, Dusun Manggungan serta Dusun Karang Anom.
Desa karangbayat secara garis besar terdiri dari wilayah perkebunan dan persawahan sehingga sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. Komoditi utama Desa Karangbayat yaitu sebagai penghasil kopi. Banyak ditemui para petani kopi di setiap titik pemukiman warga di desa ini, karena Desa Karangbayat merupakan desa dengan penghasilan kopi terbanyak dibandingkan dengan desa lainnya yang ada di kecamatan Sumberbaru. Selain itu Desa Karangbayat juga menghasilkan komoditi lainnya seperti karet, kapulaga dan tebu. Jika kita menyusuri beberapa daerah pemukiman warga di desa ini, banyak ditemukan kapulaga yang sedang dijemur oleh masyarakat desa ini, karena kapulaga menjadi komoditas yang menjajikan daripada komoditas lainnya yang ada di desa Karangbayat.
Desa Karangbayat juga memiliki berbagai UMKM yang dikelola oleh masyarakat. Beberapa UMKM tersebut antara lain yaitu seperti produksi tape singkong, produksi tusuk sate, pengrajin besek bambu, peternak ayam broiler hingga penghasil susu sapi perah.
Selain itu, masyarakat Desa Karangbayat banyak juga yang merantau ke luar desa, seperti luar kota ataupun luar negeri dengan harapan agar mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan lebih menjanjikan daripada pekerjaan yang ada di desa tempat ia berasal. Hal tersebut dikarenakan terdapat suatu prinsip yang mengikat masyarakat di desa ini, yaitu “anak muda harus merantau agar mendapat gaji banyak, daripada kerja disini gajinya kecil”.
Seperti yang telah diketahui bahwa mayoritas masyarakat Desa Karangbayat berasal dari Suku Madura, sehingga segala aktivitas yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat desa ini menggunakan bahasa madura sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Bahkan tidak jarang ditemui pula beberapa masyarakat yang belum atau tidak dapat menggunakan Bahasa Indonesia ketika berkomunikasi, sehingga hal tersebut memungkinkan para pendatang kesulitan untuk berkomunikasi dengan penduduk asli Desa Karangbayat.
Desa Karangbayat memiliki potensi wisata budaya yang seharusnya terpublikasikan namun malah tersembunyikan, yaitu ditemukan prasasti-prasasti peninggalan kerajaan jaman dahulu di Dusun Congapan. Bahkan diisukan bahwa juga ditemui beberapa objek yang dicurigai sebagai sebuah candi yang kini hanya tinggal reruntuhannya saja. Seharusnya hal ini menjadi potensi yang sangat mungkin untuk dikembangkan dan dijaga, namun fakta berkata lain. Pemilik tanah dari lokasi ditemukannya batu berupa prasasti tersebut enggan untuk menjual tanah yang dimilikinya kepada pemerintah, karena alasan yang tidak jelas. Kini benda sejarah peninggalan kerajaan jaman dulu telah terkikis oleh usia, cuaca dan waktu, karena tidak terurus dan tidak terjaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H