Kesimpulan
Game Online merupakan sebuah permainan yang sangat menarik saat ini baik kalangan dewasa sampai anak-anak. Bagi anak-anak terutama ini menjadi daya magnet yang luar biasa. Keluarbiasaan inilah yang membuat anak-anak lupa akan dirinya bahkan sampai pergaulan, bahasa dan kata-kata yang mereka komunikasikan sangat tidak layak untuk didengar.Â
Ini mempengaruhi perkembangan mereka. Dengan kecanduan games ini maka akan mengganggu saraf dan otak anak sehingga anak tidak mau belajar, mudah marah, sulit diatur dan munculnya bahasa yang buruk. Munculnya bahasa yang buruk dari anak akibat seringnya bermain games.
Mayoritas anak-anak di kampung koroncong 1 menggunakan Bahasa yang kasar (jancok,bego,anjing,tolol dll) karena terpengaruh oleh teman,sehingga Bahasa kasar itu menjadi suatu hal yang biasa didengar.Seharusya sebagai pelajar mereka menggunakan Bahasa yang baik.karena Bahasa menggambarkan jati diri seseorang.Â
Pepatah mengatakan "Bahasa adalah Jiwa bangsa",ketika Bahasa itu rusak maka bangsanya akan rusak,maka dari itu gunakanlah Bahasa yang mencerminkan bangsa.
Jadilah generasi yang baik yang mampu membanggakan keluarga,negara,dan agama salah satu caranya adalah menggunakan bahasa yang baik karena bangsa Indonesia sudah di kenal d berbagai negara adalah negara yang ramah alangkah baiknya kita tetap lestarikan pandangan negara lain terhadap negara kita jangan sampai karena permain online merubah karakter kita
Daftar Pustaka
Hayati, N. (2020). Hubungan Kebiasaan Bermain Game Online pada Anak Usia Sekolah dengan Kebutuhan Istirahat dan Tidur di SD Negeri 010083 Kisaran Kabupaten Asahan. Jurnal Kesehatan Global, 3(3), 116--122.
Iswan, I., & Kusmawati, A. (2015). PENGARUH ONLINE GAME TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK. Jurnal Teknodik, 12--23.
Kusmawati, A. (2014). Pengaruh Games Online terhadap Perkembangan Bahasa Anak Usia 9-10 Tahun di Kelurahan Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Personifikasi: Jurnal Ilmu Psikologi, 5(2), 163--185.
 Novriandy,E.(2019)kecanduan game online pada remaja dampak dan pencegahannya.personifikasi:jurnal ilmu psikologi,27(2),148-158