Mohon tunggu...
M Robith Faizi
M Robith Faizi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2021

"Saya adalah individu yang berdedikasi dan bersemangat dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Saya percaya bahwa kerja keras, ketekunan, dan kerjasama tim adalah kunci kesuksesan. Saya menikmati tantangan dan selalu siap untuk belajar hal baru. Saya berharap dapat memberikan kontribusi positif dan menjadi bagian dari tim yang sukses dan inovatif."

Selanjutnya

Tutup

Politik

Upaya Membendung Ancaman Nuklir Korea Utara melalui Two State System

13 September 2024   11:27 Diperbarui: 13 September 2024   11:39 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Namun, sanksi dan tekanan internasional sejauh ini belum berhasil menghentikan ambisi nuklir Korea Utara. Pyongyang terus melanjutkan program nuklirnya dan bahkan mengancam akan melakukan tindakan yang lebih provokatif. Hal ini menimbulkan tantangan besar bagi komunitas internasional dalam mencari solusi yang efektif untuk mengatasi krisis nuklir Korea Utara. Upaya diplomatik terus dilakukan, namun kemajuan yang signifikan masih sulit dicapai. Tantangan ini diperparah oleh perbedaan kepentingan antara negara-negara besar, terutama antara Amerika Serikat dan China, yang mempersulit upaya untuk mencapai konsensus dalam menangani masalah Korea Utara.

Upaya Membendung Persenjataan Nuklir melalui Two State Solutions 

Two-state Solutions sudah lama menjadi usulan yang diajukan untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Namun, konsep ini juga dapat diterapkan dalam konteks krisis nuklir Korea Utara, dengan beberapa penyesuaian. Dalam konteks ini, solusi dua negara berarti mengakui Korea Utara dan Korea Selatan sebagai dua entitas politik yang terpisah dan berdaulat, masing-masing memiliki hak untuk menentukan nasibnya sendiri tanpa campur tangan pihak luar.

Penerapan solusi dua negara dalam konteks Korea Utara akan melibatkan negosiasi yang kompleks dan berlarut-larut antara kedua Korea, serta negara-negara besar yang terlibat, seperti Amerika Serikat, China, dan Rusia. Negosiasi ini harus mencakup berbagai isu, termasuk denuklirisasi Korea Utara, jaminan keamanan bagi kedua Korea, normalisasi hubungan diplomatik, dan kerja sama ekonomi. Solusi dua negara juga akan mengharuskan kedua Korea untuk mengakui kedaulatan masing-masing dan menghormati perbatasan yang ada.

Tidak dapat dimungkiri bahwa metode Two State Solutions tetap menghadapi berbagai tantangan dan hambatan, akan tetapi cara ini menawarkan jalan keluar yang potensial untuk menyelesaikan krisis nuklir Korea Utara secara damai. Dengan mengakui kedaulatan Korea Utara dan memberikan jaminan keamanan, solusi ini dapat mendorong Pyongyang untuk meninggalkan program nuklirnya dan bergabung dengan komunitas internasional sebagai anggota yang bertanggung jawab. Selain itu, solusi dua negara juga dapat membuka jalan bagi reunifikasi Korea di masa depan, jika kedua Korea sepakat untuk melakukannya secara sukarela dan damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun